Kemenparekraf Perkuat Sinergi Pusat dengan Daerah untuk Mendukung Pengembangan Destinasi Berkualitas, Terintegrasi dan Berkelanjutan di Yahukimo Papua

oleh -93 views
oleh

JAKARTA, 17/05/2022 – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah melaksanakan kegiatan Audiensi terkait Sinergitas berbasis Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi antara pusat dan daerah (SINAKODA) dalam upaya percepatan Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Yahukimo. Acara digelar di Ruang Rapat lantai 4 Gedung Kementerian Pariwisata Jl. Kimia, Jakarta Pusat. Kegiatan rakoor kolaborasi ini bertujuan untuk memetakan permasalahan dan potensi destinasi wisata Yahukimo Papua, beserta pemberian arahan dari Kemenparekraf kepada daerah untuk dilakukan tindak lanjut. Dengan demikian, diharapkan rencana pengembangan potensi Pariwisata Yahukimo bisa dipersiapkan dengan baik dan tepat sasaran.

Sejalan dengan strategi kolaborasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahudin Uno, dan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Vinsensius Jemadu. Direktur Pengembangan Destinasi II, Wawan Gunawan dengan gerak cepat mengimplementasikan rakoor Sinergitas Berbasis Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi Antara Pusat Daerah (SINAKODA)) sebagai tindak lanjut dan komitmen pusat-daerah dalam mengembangkan destinasi pariwisata di tanah Papua, secara khusus Yahukimo.

Sekretaris Daerah Kabupaten Yahukimo, Aron Wanimbo menjelaskan bahwa Wilayah Yahukimo terdiri atas 12 suku asli yang beragam dan memiliki keunikan masing-masing terutama dalam aspek kebudayaan dengan 4 suku besar, yaitu Yali, Hubla, Kimyal, dan Momuna yang menjadi asal muasal penamaan Kabupaten Yahukimo. Secara geografis, Kabupaten Yahukimo memiliki bentang alam yang bervariasi, yakni berupa dataran rendah hingga dataran tinggi. Kedua jenis potensi daya tarik wisata tersebut menjadi fokus pengembangan pariwisata oleh pemerintah daerah Kabupaten Yahukimo papar Aron Wanimbo.

Sebagai bentuk implementasi Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2020 terkait Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo berkomitmen untuk mengembangkan pariwisata daerah. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Yahukimo, Mega S. Pakan menuturkan “kami memfokuskan tiga destinasi wisata untuk dikembangkan, yaitu (1) Rumah pohon di Desa Massi, (2) Keanekaragaman kura-kura moncong babi di Desa Keikey yang menjadi ciri khas dari Yahukimo, (3) Wisata alam pegunungan Mugi di Distrik Kurima. Diharapkan dari pengembangan tiga destinasi tersebut dapat membawa kesejahteraan serta kemandirian masyarakat Yahukimo” terang Mega.

Akan tetapi, perkembangan Pariwisata Yahukimo dinilai masih belum berkembang secara signifikan. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Yahukimo, Yulianus Layuk Rombe memaparkan bahwa pada tahun 2021, PDRB sektor pariwisata Kabupaten Yahukimo hanya menyumbang sebesar 11 juta per tahun dengan kunjungan wisatawan pada tahun 2019 hanya sebesar 1.947 wisatawan.

Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa “terdapat beberapa permasalahan pada pengembangan pariwisata di Yahukimo, diantaranya: (1) Belum optimalnya daya tarik destinasi pariwisata Kabupaten Yahukimo, (2) Belum optimalnya pemasaran pariwisata, (3) Belum optimalnya kapasitas SDM Pariwisata, dan (4) Belum optimalnya pengembangan ekonomi kreatif “. Kemudian, Yoel Wamafma selaku perwakilan dari Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Papua menambahkan “kami juga mengalami hambatan dalam anggaran, terlebih Yahukimo tidak masuk ke dalam lokasi prioritas untuk Dana Alokasi Khusus (DAK) pada tahun 2023” jelas Yulianus.

Direktur Pengembangan Destinasi II, Wawan Gunawan menjelaskan bahwa Papua terkenal dengan sebutan serpihan surga di bumi. Mentari untuk negeri dari bumi cendrawasih, sehingga potensi pariwisata di tanah Papua tidak perlu diragukan. Akan tetapi, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya (1) Komponen 3A pariwisata, dimana daerah harus siap untuk menyediakan destinasi yang bisa menarik minat orang untuk datang, mempersiapkan aksesibilitas untuk memudahkan mobilitas, dan juga menawarkan amenitas yang memadai, (2) Komitmen daerah untuk membangun pariwisata, dimana pemerintah daerah harus menentukan peran pariwisata dalam sektor pembangunan daerah.

Lebih lanjut, Wawan memberikan arahan dalam menyusun rencana pengembangan pariwisata “pemerintah daerah pertama-tama harus memetakan permasalahan, tindak lanjutnya seperti apa, dan K/L apa yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemudian, hal yang tidak kalah pentingnya adalah komunikasi yang rutin antara pemerintah daerah dengan pusat karena dari Kemenparekraf siap untuk bersinergi dalam membantu memajukan pariwisata Yahukimo”. Adapun, terkait dengan permasalahan anggaran, pemerintah pusat menyediakan Dana Alokasi Umum (DAU) yang diharapkan dapat membantu menjadi solusi kendala finansial Yahukimo, jelas Wawan.

Sekretaris Daerah Kabupaten Yahukimo, Aron Wanimbo menyampaikan ucapan berterima kasih atas penyambutan yang sangat antusias, perhatian dan arahan dari Kemenparekraf, akan segera menindaklanjuti arahan dari Direktur Pengembangan Destinasi II dan berkomitmen untuk terus melakukan sinergi lintas K/L untuk meningkatkan pariwisata daerah. Langkah awal yang akan dilakukan adalah mengadakan pertemuan dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas UKM,.Dinas IKM, Dinas PUPR dan Dinas LHK bersama dengan Bappenas (sebagai narasumber) untuk membuat kesepakatan dalam upaya meningkatkan percepatan pembangunan, serta menyusun surat dengan melampirkan daftar destinasi wisata yang memerlukan intervensi oleh pemerintah pusat.

Wawan Gunawan sangat optimis percepatan pengembangan destinasi wisata di Papua akan cepat terwujud manakala komitmen kepala daerah langsung diimplementasikan dengan gerak cepat (Gercep), gerak bersama (Geber), dan Gali semua potensi untuk dijadikan lapangan pekerjaan (Gaspol). Dengan Sinergitas berbasis inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi antara pusat dan daerah (SINAKODA) akan cepat terwujudnya destinasi yang berkualitas, terintegrasi dan berkelanjutan di daerah, tutup Wawan.***