Kementan Berikan Pendampingan, Panen di Manggarai Barat Melonjak

oleh -2,702 views
oleh

MANGGARAI BARAT – Hasil panen pertanian di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami lonjakan, mencapai 11,6 ton per hektar. Hal ini tidak terlepas dari pendampingan yang dilakukan Kementerian Pertanian melalui para penyuluh di lapangan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyambut baik tingginya hasil panen di Manggarai Barat.

“Hal ini bisa mendukung upaya kita untuk swasembada beras. Kita berharap keberhasilan ini bisa dipertahankan, bahkan kalau bisa ditingkatkan lagi. Daerah lain pun bisa mengikutinya,” kata Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan penyuluh memiliki peran yang sangat penting dalam peningkatan produktivitas pertanian.

“Penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Untuk itu, penyuluh harus terus turun ke lapang dan memastikan tanaman petani tidak bermasalah. Sehingga produktivitas dapat ditingkatkan. Dalam kondisi apa pun, pertanian tidak boleh terganggu, pertanian tidak boleh bermasalah,” kata Dedi lagi.

Dedi Nursyamsi mengatakan, salah satu upaya Kementan untuk menggenjot produktivitas adalah memanfaatkan sejumlah program seperti IPDMIP.

Seperti kegiatan Sekolah Lapang Program IPDMIP yang dilaksanakan di Daerah Irigasi Tiwu Nampar, Manggarai Barat. Kegiatan ini telah memasuki pertemuan ke-10 dengan materi mengenai Panen.
Kegiatan panen di lahan sekolah lapang tahap 1 seluas 1 ha, hasilnya sangat memuaskan. Produktivitas berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan oleh PPL pendamping Ahmad Kasing, dibantu oleh petani, mencapai 11,6 ton per hektare.

Menurut Ketua Poktan Baeng Koe, Ahmad Budi, yang juga Ketua kelas Sekolah Lapang, dengan mengikuti tahapan budidaya tanaman padi diharapkan poduktivitas yang telah dicapai di lahan SL dapat terjadi di lahan masing-masing peserta belajar.

Hal tersebut disampaikan mengingat hasil produktivitas meningkat sangat signifikan jika dibandingkan dgn produktivitas sbelum pelaksanaan sekolah lapang.

Meski demikian, setiap peserta belajar diharapkan untuk tidak cepat puas terhadap capaian produktivitas di lahan sekolah lapang tetapi justru menjadi motivasi bagi peserta belajar untuk menjadi lebih baik dalam berusaha tani khususnya padi sawah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *