Moeldoko Tandem Ideal Jokowi di Pilpres 2019

oleh -2,376 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, JAKARTA – Kalkulasi politik dilakukan oleh berbagai institusi. Mereka menempatkan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebagai tandem ideal Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Komposisi sipil-militer dinilai paket terbaik untuk menjawab tantangan Indonesia di masa mendatang.

“Pak Moeldoko ini yang paling ideal. Dia sangat tepat sebagai pendamping Presiden Jokowi di Pilpres 2019. Dengan posisi Pak Moeldoko sebagai seorang militer dan mantan Panglima TNI, hal ini akan menjadi keuntungan,” ungkap Sekjen Relawan Nasional 212 Jokowi Presiden Republik Indonesia (Renas 212 JPRI) M Adnan Rarasina, kemarin.

Renas 212 JPRI pun memiliki perhitungannya. Berasal militer, Moeldoko sangat dekat dengan berbagai latar belakang. Moeldoko juga memiliki kedekatan dengan kalangan umat muslim. Sebab, merunut dari sejarahnya, TNI di masa kelahirannya merupakan anak kandung rakyat. TNI ini didirikan oleh laskar-laskar dengan latar kiai, ulama, dan santri.

“Pak Moeldoko ini sangat memahami proses berdirinya NKRI. Memahami jika kebangsaan, Indonesia, dan Islam adalah satu kesatuan. Ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan untuk menjaga tegak dan keutuhan NKRI,” tuturnya.

Sebagai figur seorang militer yang paripurna, Renas 212 JPRI pun percaya bila Moeldoko akan berdiri seimbang. Mengayomi dua pilar penting. Menjaga tegak dan utuhnya NKRI. Moeldoko juga sekaligus sebagai pengayom umat Islam. Umat yang menjadi bagian penting perjalanan sejarah NKRI bersama elemen bangsa lainnya.

“Renas 212 JPRI memiliki banyak pertimbangan. Kami sangat percaya dan meyakini bila Pak Moeldoko ini bisa diterima di kalangan Islam. Pak Moeldoko juga bisa masuk ke latar belakang lainnya. Tentu hal ini akan membuat posisi semakin solid,” tegas Adnan.

Bukan hanya kalangan agamis, Moeldoko juga diyakini bisa diterima partai koalisi pendukung Jokowi. Sebab, Indonesia membutuhkan sistem pemerintahan kuat dan merangkul guna menyelesaikan semua program pembangunan, pemerataan, dan tumbuhnya ekonomi baru di daerah. Belum lagi Indonesia ini harus menegaskan kembali cara pandang bernegara melalui Pancasila.

“Diskusi panjang juga sudah dilakukan Renas 212 JPRI sejak Mei 2018. Kami juga menyerap aspirasi dari berbagai daerah hingga dapat kesimpulan. Duet Jokowi-Moeldoko pada Pilpres 2019 yang paling tepat,” tegas Adnan.

Renas 212 JPRI juga memiliki pertimbangan lain. Jokowi sudah diberi kebebasan oleh koalisinya untuk memilih sendiri wakilnya. Meski, berbagai usulan hasil bahasan bersama juga sudah diberikan. Opini Renas 212 JPRI pun dikuatkan beberapa institusi, diantaranya Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (SIGMA).

Berdasarkan kalkulasinya, SIGMA melihat Moeldoko bisa menahan elektabilitas dari calon penantang Jokowi. Yaitu, Prabowo Subianto yang juga punya latar belakang militer. “Suara pemilih yang menyukai figur militer diharapkan cair dan tidak terkonsolidasi kepada Prabowo. Hal ini juga sekaligus menepis isu ketidakberpihakan kepada kedaulatan negara,” ujar Pengamat Politik SIGMA Said Salahudin.

Sementara, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengatakan, diduetkannya Moeldoko dengan Jokowi akan menguatkan kemandirian kepentingan pertanian Indonesia. Kesejahteraan petani terangkat hingga mendapatkan ketahanan pangan. HKTI memiliki pertimbangan subyektif dan obyektivitas kala menduetkan Jokowi-Moeldoko.

“Sudah banyak pihak yang mendukung Pak Moeldoko sebagai cawapres bagi Pak Jokowi. HKTI juga melihat Pak Moeldoko sebagai cawapres ideal bagi Pak Jokowi. Kami memiliki berbagai perimbangan. Namun, muaranya untuk kemajuan pertanian Indonesia,” tutup Sekjen HKTI Bambang Budi Waluyo. (*)