Bersiaplah Meneropong Sejarah Pulau Penyengat dari Keunikan Paket Historical Tour

oleh -995 views
oleh

TANJUNGPINANG – Keunikan aksesibilitas Pulau Penyengat disulap menjadi komoditi wisata terbaik. Para wisatawan bisa mengeksplorasinya sembari merestorasi sejarah imperium Melayu di sana. Opsinya melalui beberapa spot penting. Moda yang ditawarkannya bentor dan sepeda, meski bisa juga dengan berjalan kaki. Kemasan paket wisatanya Bentor/Cycling Historical Tour (BenCHiT).

BenCHiT menjadi daya tarik lain Paket Wisata Budaya Pulau Penyengat. Uji Trailnya digelar pada Jumat (26/7). Lokasinya berada di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. BenCHiT mengajak para wisatawan menikmati sejarah Pulau Penyengat dengan moda transportasi bentor dan sepeda. Bentor atau becak motor adalah moda transportasi khas. Bentuknya, kombinasi sepeda motor dengan becak.

“Pulau Penyengat situs Kerajaan Riau. Ada banyak obyek penting di sini. Kekuatan sejarahnya tersebut kini bisa dieksplorasi wisatawan. Biar lebih asyik, kami kombinasikan dengan bentor atau sepeda. Bentor ini sangat unik. Namun, wisatawan juga bisa menjelajahinya dengan berjalan kaki,” kata Ketua HPI Tanjungpinang Raja Farul.

Menjadi moda transportasi khusus, jumlah Bentor sekitar 28 di Pulau Penyengat. Bentuknya khas dan mengadopsi gaya rumah masyarakat Melayu. Makna yang ingin ditampilkan adalah Lebah Begayung. Menegaskan rasa Melayu, Bentor tetap menyertakan warna kuning dan hijau. Untuk mengelilingi Pulau Penyengat selama 1 jam, wisatawan hanya ditarik ongkos Rp30 Ribu. Bila bertiga harganya Rp40 Ribu.

“Historical Tour sangat menarik. Wisatawan akan mendapatkan value beragam warna sejarah dari Pulau Penyengat. Konsepnya menarik, meski wisatawan bisa memilihnya treatmentnya. Yang jelas, Historical Tour menawarkan banyak value unik kepada wisatawan,” jelas Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah dan Religi, Tradisi, Seni, dan Budaya Kemenpar Revalino Tobing.

Memilih paket wisata BenCHiT, wisatawan akan menikmati Pulau Penyengat dari 2 sisi. Ada sisi Pulau Penyengat sebagai pusat pertahanan Kerajaan Riau. Sudut lainnya mengeksplorasi Pulau Penyengat ini sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Riau. Adapun startnya dari depan Masjid Raya Sultan Riau. Pada awal penjelajahan, wisatawan akan diberi background sejarah Kerajaan Riau.

Profil Kerajaan Riau ditampilkan melalui silsilah rajanya, hingga konsep planologi kotanya. Wisatawan juga sudah diingatkan status kerajaan yang akhirnya menjadi Riau-Lingga-Johor-Pahang. Menelusuri jejak Pulau Penyengat sebagai pusat pertahanan, wisatawan bergerak menuju Kaki Bukit Kursi. Di sini ada bangunan Gedung Mesiu. Bangunannya masih utuh lengkap dengan daun pintunya.

Dari Gedung Mesiu, wisatawan akan mendaki Bukit Kursi. Pada puncak bukitnya akan ditemui benteng pertahanan. Konsepnya unik, sebab benteng justru ditanam dalam tanam sekitar 2,8 Meter. Konon cara tersebut terinspirasi dari strategi Perang Khandaq. Pada beberapa sisi benteng terdapat masing-masing 2 meriam. Beberapa meriamnya berasal dari Belanda dan Inggris.

“BenCHiT sangat ideal bagi wisatawan. Mereka akan mendapat experience keunikan moda transportasi dan sejarah sekaligus. Bentor selalu dicari para wisatawan. Perjalanan mengeksplorasi sejarah dari Pulau Penyengat para wisatawan dijamin semakin berkesan. Apalagi, di situ ada interpreter,” ungkap Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.

Dari Bukit Kursi, wisatawan akan mengulik posisi Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan. Spot yang dikunjungi Istana Kantor. Selain bangunan yang utuh, spot ini banyak memiliki tapak sisa-sisa dari Kerajaan Riau. Fungsi kawasan tersebut mengatur administrasi kerajaan secara menyeluruh. Wisatawan juga bisa mengenal tradisi Tarekat Naqsabandiah melalui Sumur Suluk yang ada di depan Istana Kantor.

Mengunjungi beberapa makam, wisatawan akan diajak ke pusara Engku Putri. Di sini profil Engku Putri sebagai ahli ekonomi dan pemerintahan di sampaikan. Lebih detail lagi, penjelasan posisi Engku Putri sebagai pemegang Regalia Kerajaan Riau. Regalia sejenis simbol legitimasi atas kekuasaan raja. Jumlah Regalia ada 40, tapi tersisa 5. Sebut saja Cogan, Keris Panjang, Sayap Sandaq, Tepak Sirih, dan Ketor.

“Penjelasan sejarah Pulau Penyengat diberikan secara detail. Alur Kerajaan Riau unik karena melibatkan 4 lokasi. Selain Pulau Penyengat, ada Lingga, Johor, hingga Pahang. Di situ juga ada campur tangan para penjajah hingga wilayahnya terbelah 2 saat ini. Sebab, Johor dan Pahang akhirnya masuk ke Malaysia,” papar Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.

Selain transportasi darat di Pulau Penyengat, wisatawan juga mendapatkan experience tambahan dari pompong. Menjadi moda penghubung Pulau Penyengat dan Kota Tanjungpinang, pompong ini perahu motor. Memberikan kemudahan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang berencana akan membuat konsep integrasi. Pompong khusus bahkan akan disiapkan.

“Pulau Penyengat selalu menarik untuk dinikmati. Apalagi, di sana ada moda transportasi khas yang juga dimasukan sebagai konten paket wisata. Wisatawan pun tetap mendapatkan sejarah pulau ini dari berbagai sisi. Pastikan Pulau Penyengat dan paket wisatanya sebagai pilihan,” tutup Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. (*)