Taufan Rahmadi: Kenaikan Tarif Masuk Wisman di Bali Menjadi 50 USD Adalah Langkah Strategis

oleh -170 views
oleh

JAKARTA – Pengamat pariwisata nasional, Taufan Rahmadi, menyatakan dukungannya terhadap usulan menaikkan tarif masuk bagi wisatawan asing (wisman) menjadi 50 USD per orang. Kebijakan ini, dinilai sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas pariwisata di Bali dan menjaga kelestarian pulau ini.

Taufan Rahmadi menilai bahwa peningkatan tarif masuk ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan penting.

“Pendapatan dari tarif ini bisa dialokasikan untuk konservasi lingkungan, pengembangan infrastruktur, dan peningkatan layanan wisata. Kita bisa belajar dari Bhutan yang berhasil menggunakan tarif tinggi untuk mendanai upaya pelestarian lingkungan dan budaya,” ujar Taufan yang juga menjabat anggota dewan pakar TKN Prabowo Gibran Bidang Parekraf ini.

Menurut Taufan, langkah ini juga dapat membantu mengurangi overcrowding yang sering terjadi di destinasi wisata populer seperti Bali.

“Venice, Italia, telah berhasil mengurangi keramaian dengan memberlakukan tarif masuk. Bali dapat menerapkan kebijakan serupa untuk menjaga keseimbangan antara jumlah wisatawan dan kapasitas lingkungan serta infrastruktur,” tambahnya.

Taufan Rahmadi juga menekankan bahwa tarif yang lebih tinggi dapat menarik wisatawan berkualitas yang menghargai budaya dan lingkungan setempat.

“Seychelles telah menunjukkan bahwa tarif tinggi dapat menarik wisatawan yang lebih menghargai lingkungan dan budaya lokal. Ini bisa diterapkan di Bali untuk mengurangi jumlah ‘wisatawan nakal’ yang sering tidak menghargai aturan dan budaya setempat,” jelasnya.

Namun, Taufan juga mengingatkan tentang potensi penurunan jumlah wisatawan akibat kenaikan tarif ini. Pasalnya, beberapa negara seperti Mesir dan negara-negara Karibia mengalami penurunan jumlah wisatawan setelah menaikkan tarif masuk.

“Bali perlu memantau dampaknya secara hati-hati untuk memastikan industri pariwisata lokal tidak terdampak negatif,” kata Taufan.

Kebijakan ini juga diharapkan dapat mengurangi jumlah wisatawan yang tidak menghargai aturan dan budaya lokal. Taufan menambahkan, bahwa wisatawan yang bersedia membayar lebih cenderung memiliki minat yang lebih besar terhadap budaya dan lingkungan, serta berperilaku lebih baik. Namun, untuk memastikan efektivitas kebijakan ini, perlu ada upaya edukasi dan penegakan aturan yang kuat.

“Penting bagi Bali untuk menerapkan kebijakan ini dengan baik, termasuk edukasi kepada wisatawan dan penegakan aturan yang konsisten. Ini adalah langkah penting untuk menjaga keindahan dan kelestarian Bali sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan dan berkualitas,” pungkas Taufan Rahmadi.