2 Tenaga Ahli Dikirim Kementan ke Senegal Bantu Tingkatkan Pertanian

oleh -721 views
oleh

JAKARTA – Kementerian Pertanian mewujudkan komitmen untuk membantu peningkatan pertanian baik Nasional dan Internasional. Salah satunya dengan mengirimkan dua tenaga ahli kompeten untuk melatih petani milenial Senegal, Afrika dalam hal budidaya padi dan akselerasi pemanfaatkan alat mesin pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan pengiriman tenaga ahli ini atau disebut ‘expert’ dalam rangka untuk memberikan bantuan peningkatan kapasitas pelatihan pengelolaan padi dan pengoperasian alat traktor dan mesin pertanian di Senegal.

“Kementerian Pertanian akan mengirimkan dua orang tenaga ahli pertanian sebagai tindak lanjut dari kerjasama yang di inisiasi oleh Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) tentang pelatihan dan peningkatan kapasitas. Dan kerjasama ini melibatkan Kementan, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dakkar, Afrika dan Manobi Africa”, terang Dedi.

Dedi menambahkan tenaga ahli yang akan dikirim adalah Peneliti dan Widyaiswara yang mempunyai kompetensi keahlian di bidang budi daya dan pengelolaan padi.

“Kriteria lainnya, tenaga ahli itu harus menguasai bidang Rice Cultivation. Karena expert yang dikirim akan memberikan pelatihan bagi Petani di Senegal dengan materi pelatihan mengenai Rice Cultivation,” katanya.

Sebelum keberangkatan yang direncanakan pada bulan Mei mendatang, pihak NAMCENTER mengundang Kementan dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Dakkar dan Manobi Africa dalam kick off meeting yang dihadiri oleh perwakilan Kementan, Direktur Pelaksana NAMCENTER, Duta Besar RI di Senegal, CEO Manobi Africa, calon expert dan para petani yang akan dilatih.

Kepala Pusat Pelatihan, Leli Nuryati yang hadir memberikan penjelasan misi dan program serta pengenalan expert yang akan diberangkatkan.

Leli menjelaskan berbagai program yang dilakukan oleh kementan antara lain Komando Strategis Pembangunan Pertanian tingkat Kecamatan yang disebut Kostratani, Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Vokasi mendukung penumbuhan wirausaha muda pertanian dan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan Vokasi mendukung program-progam utama Kementan.

Selain itu Leli juga menjelaskan profil singkat dan success story para expert serta metode apa yang akan mereka gunakan dalam memberikan pelatihan bagi petani milenial di Senegal nantinya.

“Ada dua expert yang akan kita kirim ke Senegal sebagai tindaklanjut kerjasama, yaitu satu Widyaiswara BBPP Lembang dan Peneliti daei Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, dan keduanya merupakan ahli di bidang budidaya padi dan pengelolaan, tentunya mereka juga mempunyai kemampuan bahasa inggris yang aktif”, ujar Leli.

Leli menambahkan hal-hal yang perlu disepakati bagaimana teknologi padi yang cocok digunakan dengan kondisi pertanian di Senegal.

“Dalam kesempatan ini perlu kita diskusikan teknologi yang cocok digunakan sehingga nantinya mampu meningkatkan produksi dan produktivitas dengan varietas padi hasil tinggi. Selain itu expert juga akan melatih mengenai praktik managemen dan target tertentu pada agroekosistem padi”, tambahnya.

Duta Besar RI di Senegal, Dindin Wahyudin menjelaskan, tahun 2022 Pemerintah Senegal menargetkan strategi konsolidasi untuk mendorong perekonomian nasional, khususnya di sektor pertanian.

“Potensi pertanian Senegal sangat diakui. Karena, mereka memiliki ketersediaan sumber daya air dan lahan subur yang sesuai di beragam sentra pertanian untuk produksi pertanian,” tutur Dindin.

Menurutnya, Senegal telah melakukan proyek-proyek besar untuk mengembangkan, memperkuat, dan memodernisasi basis produk pertanian, sebagaimana digariskan dalam tujuan Perencanaan Pembangunan Nasional (PSE) yang berfokus pada ketahanan pangan/beras.

“Untuk membantu Senegal mencapai tujuan, sebelumnya Pemerintah Indonesia membangun hubungan bilateral dengan Senegal, yang melibatkan beberapa program bantuan teknis di bidang pertanian dan pendidikan,” katanya.

Dari kerjasama itu, Manobi Africa Senegal memesan 50 Traktor Quick Combine Harvester buatan CV. Karya Hidup Sentosa (KHS) pada Maret 2022 untuk organisasi petani di distrik Saint Louis Senegal.

Sementara Direktur Pelaksana NAM CENTER, Diar Nurbintoro menjelaskan untuk memastikan kelangsungan jangka panjang dari 50 traktor tersebut, Non-Aligned Movement Centre for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC) akan memberikan bantuan peningkatan kapasitas untuk pelatihan pengoperasian, pemeliharaan, dan perakitan traktor, serta pengelolaan padi di Senegal bekerja sama dengan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dakar, dan Manobi Africa.

“Dengan bantuan dan kerjasama itu, kita berharap bisa memperluas kerjasama ekonomi dan pendidikan pertanian antara Indonesia dan Senegal. Serta Meningkatkan peluang perdagangan produk dan teknologi pertanian di Senegal, dan Meningkatkan pengaruh dan citra positif NAM CSSTC di dunia internasional, khususnya di kawasan Senegal,” katanya.

Menurutnya, pekerjaan ini akan dilakukan dalam beberapa lingkup, antara lain Penyiapan dan persetujuan pelatihan pengoperasian, pemeliharaan, dan perakitan traktor, serta pengelolaan padi. Kemudian Pemberian dukungan tenaga ahli ke Senegal, dan Pelaksanaan pelatihan.

“Bantuan pelaksanaan pelatihan pertanian kepada Kelompok Tani di Saint Louis. Sedangkan penerima manfaat adalah Manobi Africa. Kegiatan ini akan berlangsung sekitar 10 hari pada Mei 2022, di Saint Louis, Senegal”, tambah Diar.

Sebelumnya Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong peran sumber daya manusia (SDM) yang unggul, professional dan adaptif. Pasalnya, SDM menjadi kunci penting dalam pembangunan pertanian dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman bahkan tidak hanya di tingkat nasional namun juga global.

Pengiriman dua tenaga ahli ini menjadi kebanggan tersendiri bagi Indonesia terutamanya bidang sektor pertanian.

“Besok kamu menjadi delegasi sektor pertanian. Bangsa bisa kuat kalau pertaniannya maju. Untuk itu kita dorong anak muda untuk paham dan cintai pertanian. Karena kita di dunia praktisi langsung. Tidak hanya memotivasi tapi kita mampu tidak berbicara hingga pacsa panennya,bagaimana mengelola turunannya, kita berbicara bagaimana marketnya hingga mencapai pasar luar negeri,” ucap Mentan SYL beberapa waktu lalu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *