Kementan: Melek Teknologi Salah Satu Bentuk Adaptasi Petani Milenial

oleh -157 views
oleh

PENGALENGAN – Penerapan inovasi teknologi betul-betul berjalan baik di Kecamatan Pengalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Buktinya, sejumlah kelompok tani telah memanfaatkan inovasi teknologi, khususnya di bidang pengemasan pascapanen sebelum pemasaran. Hal itu terungkap saat Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi bertemu petani dan penyuluh di BPP Pengalengan, Rabu (6/10/2021).

Di kesempatan ini Dedi Nursyamsi mengapresiasi implementasi inovasi teknologi ke dalam budidaya pertanian mereka.

“Kita harus apresiasi dan saya sangat senang akan hal itu, di mana petani Pengalengan ini sudah bisa mengimplementasikan inovasi teknologi. Mereka juga sudah mengimplementasikan pertanian modern dan dia juga sudah mengimplementasikan bagaimana cara marketing yang bagus,” tutur Dedi.

Contohnya adalah produk yang dihasilkan sudah memiliki offtaker yang siap menampung. Kemudian pula bagaimana produk on farm, packaging, semua dilakukan dengan baik. “Artinya, petani di sini sudah aktif, tinggal kita dorong agar pemasarannya lebih baik lagi. Tadi saya lihat dari 24 komoditas, baru sekitar 17-an yang ada offtaker-nya. Nah, itu yang harus kita dorong,” tutur dia.

Selain itu, petani di Pengalengan juga telah membuat olahan dari hasil budidaya pertanian mereka. Salah satunya adalah keripik kentang. “Packaging-nya sudah ada grade-nya. Orientasinya sudah mulai ke pasar. Karena pengemasannya oke, pasti harganya pun bagus,” tutur Dedi.

Ke depan, Dedi menjelaskan Kementan akan memfasilitasi petani Pengalengan untuk semakin luas dalam memasarkan produk budidaya pertanian mereka. “Ayo kita sama-sama dorong agar petani di sini mendapatkan offtaker yang bagus, bahkan nanti kita dorong juga kemasan, olahan barunya. Semakin banyak offtaker, semakin aman produk pertanian kita,” tutur Dedi.

Sebagaimana diketahui, Kelompok Tani Bernard Tani telah memiliki 24 komoditi yang telah dikemas dan dipasarkan dengan baik. Produk mereka telah ditampung oleh perusahaan dan beberapa telah diterima dengan baik di pasar modern.

Ada empat desa yang tergabung dalam Kelompok Tani Bernard Tani yakni Desa Margaluyu, Desa Sukaluyu, Desa Warnasari dan Desa Pulosari.

Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang menegaskan bahwa teknologi inovasi merupakan ciri pertanian yang maju, mandiri dan modern. Pada era 4.0 saat ini, pertanian tak lagi menggunakan pola lama, namun telah mengedepankan inovasi teknologi dan mekanisasi dalam pengembangan budidayanya.

“Kita tidak bisa lagi mengandalkan pola lama dalam bercocok tanam. Inovasi teknologi pertanian telah berkembang pesat. Pertanian kita semakin maju. Maka, petani dan penyuluh harus beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujar Mentan SYL.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *