Keren, Petani Milenial Sumsel Sulap Lahan Pekarangan Jadi Kebun Anggur

oleh -1,698 views
oleh

JAKARTA – Kementerian Pertanian memberikan apresiasi untuk petani milenial asal Sumatera Selatan, Maman Wahari. Pasalnya, Maman mampu memanfaatkan lahan pekarangan miliknya menjadi kebun anggur.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para petani dan masyarakat untuk tidak ragu memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga, seperti sayur-sayuran, umbi-umbian, buah-buahan, ternak, dan ikan, sumber obat-obatan atau apotik hidup, sumber bumbu dan rempah masakan.

Menyan menyampaikan, di kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, semua negara mengalami dampak secara ekonomi, termasuk Indonesia. Semua bisnis berhenti dan mengalami kerugian, dan satu-satunya bisnis yang harus terus berjalan adalah pertanian.

“Dampak Corona membuat banyak orang kehilangan pekerjaan, yang miskin menjadi semakin miskin. Maka salah satu solusinya adalah dengan cara bertani. Rahmat Tuhan ada di sekitar kita, maka tanamlah yang bisa ditanam, karena bertani bisa membuat orang sejahtera, minimal bisa menyiapkan pangan secara mandiri,” ungkap Mentan SYL.

Lebih lanjut Mentan SYL mengatakan, pekarangan rumah dapat dimanfaatkan sesuai dengan selera dan keinginan kita. Misalnya dengan menanam tanaman produktif seperti tanaman hias, buah, sayuran, rempah-rempah dan obat-obatan.

“Dengan menanam tanaman produktif di pekarangan akan memberi keuntungan ganda, selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, juga bisa memberikan tambahan penghasilan,” ungkap Mentan SYL.

Adalah Maman Wahari, petani milenial yang memanfaatkan perkarangan rumahnya di Desa Persiapan Jerambah Besi, Kecamatan Talang Ubi, Kabupaten PALI, Sumatera Selatan, untuk dijadikan kebun anggur.

Selain hasil buahnya manis, omzetnya pun sangat baik. Hingga Maman bisa membantu warga sekitar untuk ikut bercocok tanam anggur.

Pria kelahiran 1977 yang kesehariannya bekerja sebagai jurnalis ini, di sela kesibukannya dalam menggali informasi untuk dijadikan berita, juga selalu berpikir untuk bisa melakukan yang orang lain belum pernah mencobanya.

Salah satu contoh yang pernah dilakukannya, pada awal-awal Kabupaten PALI menjadi Daerah Otonomi Daerah Baru (DOB) tahun 2013, Maman membuat terobosan yang belum pernah orang lain terpikirkan, yakni mengolah biji karet menjadi berbagai makanan seperti dodol biji karet, keripik, stik, pekasam serta olahan lainnya.

Tetapi kreativitas Maman Wahari tidak berhenti sampai di situ. Dirinya selalu mencari sesuatu yang berbeda untuk bisa dikembangkan dan bisa menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga.

Akhirnya, pada pertengahan 2019 di saat dirinya diajak meliput kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten PALI ke Bali, Maman tidak sengaja melihat adanya perkebunan anggur di salah satu kabupaten di Pulau Dewata itu.

Ia pun membawa beberapa batang pohon anggur itu mulai ditanam. Upaya awal Maman berhasil, setelah dua minggu stek batang anggur disemai mulai tumbuh tunas yang kemudian langsung dia tanam di tanah pekarangan rumahnya.

Cibiran warga yang merasa pesimis bahwa tidak mungkin tanaman anggur bisa tumbuh dan berbuah di tanah PALI tidak mengendurkan semangatnya Ia terus mencari referensi dan mencari informasi terkait tanaman anggur, baik saat dirinya diajak liputan ke luar daerah maupun dari sosial media.

“Alhamdulillah pada usia tanam tiga bulan mulai keluar bunga. Saya pun mencoba mencari bibit anggur impor secara online untuk meningkatkan budidaya anggur yang ia tanam di pekarangan rumah. Saya juga terus menggali ilmu dari penanaman, perawatan bahkan pembuatan bibit. Alhamdulillah hasilnya pun tidak main-main, meski pun memanfaatkan lahan seuprit (semprit) tapi dalam satu bulan saya mampu meraih omzet puluhan juta rupiah.

Dan diawal bulan Desember 2021 ini Wakil Bupati H Soemarjono didampingi Kepala Dinas Pertanian Ahmad Jhoni, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Camat Talang Ubi dan sejumlah kepala desa melaunching Kampung Anggur didaerahnya.

Kini banyak warga dari luar wilayah PALI sengaja datang ke Desa Jerambah Besi untuk melihat langsung kebun anggur mini milik Maman. Pengunjung pun dapat memetik langsung buah dari pohonnya, selain membeli bibit anggur.

Saat ini, Maman pun mencoba menularkan keberhasilannya kepada warga lain di sekitar dia tinggal. Ia menggandeng pemerintah desa dan PKK untuk membentuk kampung anggur. Maman mengajak masyarakat sekitar menanam anggur yang bibitnya bisa diambil dari kebun miliknya secara gratis.

Maman pun berharap, gebrakannya akan mampu membantu membangkitkan ekonomi kerakyatan dan mampu mengajak masyarakat untuk bisa mandiri pangan sesuai program gubernur Sumatera Selatan yang baru-baru ini diluncurkan, yakni Gerakan Sumsel Mandiri Pangan.

Sebab bukan hanya tanaman anggur yang dia gelorakan untuk ditanam, tetapi tanaman sayuran lainnya juga dia sarankan untuk dibudidayakan dihalaman rumah, yang hasilnya minimal untuk dikonsumsi keluarga.

Kepala Badan Penyuluh Pengembangan Sumber Daya Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan petani milenial memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

Keberhasilan suatu bangsa dan negara ditentukan kebangkitan milenialnya. Begitu juga keberhasilan suatu pembangunan pertanian akan terwujud manakala kaum milenialnya bangkit.

“Karena itu, kita sebagai insan pertanian, sebagai birokrat, sebagai pegawai negeri atau sebagai penyuluh harus senantiasa mendorong petani milenial. Insyallah tahun 2021, kita akan bangun terus Kostratani di seluruh pelosok Tanah Air,” ujar Dedi.

“Kita berdayakan penyuluhnya, kita berdayakan petaninya,Balai Penyuluh Pertanian, petani milenial, Kelompok Wanita Tani. Semua kita berdayakan. Kita sama-sama bangun sdm pertanian Indonesia agar betul-betul profesional, mandiri dan berdaya saing,” tambahnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *