Produk Petani Milenial Diserap Industri, Kementan Optimis Kemajuan Pertanian Indonesia di Depan Mata

oleh -605 views
oleh

DEPOK – Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara antara PT Tsamarot Indonesia dengan Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA). Pada acara penandatanganan yang dilakukan di Kantor PT Tsamarot Indonesia di Jalan Kavling DPR Nomor 8 RT 007/RW 01, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Depok, Jawa Barat itu Dedi berharap produk-produk petani milenial semakin mendapat tempat di pasaran.

Dedi optimis kemajuan sektor pertanian Indonesia sudah berada di depan mata. “MoU ini adalah jembatan yang mempertemukan antara Petani Milenial dengan industri, dalam hal ini PT Tsamarot Indonesia. Dengan semakin diserapnya produk petani milenial, kita optimis kemajuan pertanian ada di genggaman kita,” tegas Dedi, Senin (8/11/2020).

Dedi juga menyambut baik kerja sama antara Duta Petani Milenial dengan PT Tsamarot Indonesia. Ia menilai keduanya sama-sama memiliki peran strategis di bidang pertanian. “Duta Petani Milenial mereka banyak yang bergerak di bidang on-farm yang menghasilkan produk-produk luar biasa. Sementara PT Tsamarot Indonesia bergerak di bidang industri olahan. Keduanya saling membutuhkan dan melengkapi,” ujarnya.

Dedi melanjutkan Industri pertanian, sudah barang tentu membutuhkan bahan baku yang sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar. Sebaliknya, Duta Petani Milenial bergerak di hulu menyiapkan kebutuhan industri olahan pertanian. “Kalau di industri olahan kebutuhannya meningkat, pasti di hulu juga akan meningkat. Ini yang harus didorong. Bahkan nanti kapasitas putarannya akan semakin tinggi. Tentu hilirnya harus digenjot,” katanya.

Untuk semakin meningkatkan kapasitas Duta Petani Milenial, Dedi mengaku lembaganya memiliki beberapa program sebagai stimulus untuk peningkatan produktivitas, kualitas dan kuantitas produk pertanian yang dihasilkan. “Duta Petani Milenial ini semangatnya luar biasa. Kami akan memberikan stimulus di antaranya berupa pelatihan-pelatihan. Kemudian nanti dalam bentuk pendampingan di hulu dan hilir. Ada juga insentif yang berkaitan sebagai trigger untuk petani milenial,” papar Dedi.

CEO PT Tsamarot Indonesia, Muhammad Ilham Syafaat menjelaskan mengenai ruang lingkup MoU yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk kontrak eksklusif. Dua hal yang ditekankan adalah kepastian harga dari produk-produk yang dihasilkan oleh Duta Petani Milenial. “Ruang lingkup MoU nantinya akan ada kontrak eksklusif. Isi nota kesepahamannya di antaranya adalah adanya jaminan harga terbaik dari produk terbaik di seluruh provinsi di Indonesia,” ujarnya.

PT Tsamarot Indonesia, Ilham melanjutkan, ikut berperan serta membangun pertanian Indonesia dengan menyerap produk-produk petani, tak terkecuali Duta Petani Milenial. “Tugas pemasaran menjadi tanggung jawab kami. Kami akan olah, kami pasarkan. Petani dan Duta Petani Milenial menyiapkan produk berkualitas dan kontinyu. Nanti tahun 2021 kami akan ekspansi ekspor dan penambahan produk-produk unit lain,” papar dia.

Sementara Ketua umum DPM/DPA, Sandy Okta Susila menuturkan, untuk semakin memperkuat produktivitas, kualitas dan kontinuitas telah menyiapkan beberapa skema yang juga didukung sepenuhnya oleh BPPSDMP Kementan. “Arahnya kita men-trigger market, suporting-nya dari petani, kelompok tani, gabungan kelompok tani dan lainnya,” ujarnya. Tak hanya menjalin kerja sama dalam sektor industri pertanian, Sandy menyebut antara organisasinya dengan PT Tsamarot Indonesia juga akan menjalin kemitraan untuk meningkatkan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia) di bidang pertanian, khususnya diarahkan kepada petani milenial.

“Kita rencanakan untuk membuat pelatihan-pelatihan, kita akan elaborasi kekuatan masing-masing. Hulu dan hilir kita juga akan terlibat, kita sama-sama promosikan,” tutur dia. Salah satu proyeksi yang terjalin dalam kerja sama itu di antaranya pada tahun depan pihaknya akan memasok 1,5 juta kilogram untuk 14 komoditas, di antaranya jambu, nanas, strawberry, daun kelor, lemon, sirsak dan komoditas lainnya. “Kita sudah mapping, kita akan cover,” tegas dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *