LaNyalla : Keutuhan NKRI Harus Terus Diperjuangkan di Tengah Keberagaman

oleh -53 views
oleh

SURABAYA – Indonesia saat masih mengalami polarisasi antar anak bangsa akibat sistem dan pilihan politik. Karena itu Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menilai pentingnya terus memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI sebagai modal utama mewujudkan Indonesia jauh lebih baik lagi kedepannya.

Untuk memastikan keutuhan bangsa, LaNyalla mengajak semua elemen untuk kembali ke Pancasila dengan menerapkan nilai-nilainya.

Penegasan itu disampaikan LaNyalla dalam Sosialisasi Dapil (Sosdap) MPR mengenai Empat Pilar Kebangsaan di Graha Kadin Jatim, Senin (6/5/2024). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Forum Keberagaman Jawa Timur.

“Tak bisa dipungkiri residu-residu politik masih ada, dimana polarisasi di masyarakat masih terjadi akibat Pemilu. Bahkan ini telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Tentu hal itu sangat tidak produktif dan menurunkan kualitas kita sebagai bangsa yang beradab dan beretika,” papar dia.

LaNyalla menggambarkan bagaimana antar kelompok di masyarakat melakukan aksi reaksi atas output pesan masing-masing baik dalam bentuk kalimat verbal, maupun simbol dan aksi. Ditambah  pola komunikasi elit politik yang kerap menimbulkan kegaduhan. Sehingga semakin lengkap pembelahan yang terjadi.

Menurutnya, polarisasi tersebut harus dihentikan. Persatuan dan kesatuan perlu diutamakan supaya bangsa ini mempunyai kekuatan untuk menghadapi tantangan berat di depan mata, seiring perubahan global yang telah dan sedang terjadi.

“Indonesia merupakan negara dengan banyak keberagaman, terdiri dari berbagai suku, ras, agama, budaya, bahasa dan lain-lain. Beruntung Indonesia memiliki Pancasila dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya. Itulah yang mampu menyatukan semua perbedaan sehingga menjadi kekuatan kita sebagai bangsa yang besar,” kata Senator asal Jawa Timur itu.

Oleh karena itu, LaNyalla menegaskan jika ingin memperkuat keberagaman dalam satu Indonesia, maka upaya yang harus dilakukan adalah kembali kepada Pancasila. Sebab hanya Pancasila yang mampu merajut keberagaman bangsa ini.

“Hari ini Pancasila seperti raga tanpa jiwa. Apalagi setelah MPR mencabut TAP MPR tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila pada 13 November 1998. Sejak saat itu bangsa ini meninggalkan Pancasila yang merupakan way of life bangsa,” tuturnya.

Ditambahkannya, anak cucu dan generasi bangsa tidak bisa diselamatkan dengan subsidi atau bantuan sosial dari negara. Tetapi harus diselamatkan dengan Ideologi yang kuat yaitu Pancasila.

“Pancasila sebagai sebuah wadah yang utuh. Sebab, Pancasila menempatkan Ketuhanan, Kemanusian, Persatuan, Musyawarah dan Keadilan Sosial sebagai falsafah bangsa. Pancasila itulah yang kemudian menjadi sistem tata negara dan sistem ekonomi nasional Indonesia, yaitu Demokrasi dan Ekonomi Pancasila. Sebuah sistem yang paling sesuai dengan watak dan DNA asli bangsa Indonesia,” katanya.

LaNyalla mengatakan nilai-nilai Pancasila sudah ada jauh sebelum Indonesia lahir. Bahkan telah menjadi nafas kehidupan masyarakat.

“Karena mereka adalah masyarakat yang bertuhan, masyarakat yang memanusiakan manusia, masyarakat yang mudah bersatu, masyarakat yang memiliki tradisi musyawarah dan masyarakat yang memiliki jiwa gotong royong dan kekeluargaan untuk saling berbagi,” urainya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *