Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Koperasi dan UKM Kelapa Sawit

oleh -961 views
oleh

JAKARTA – DI tengah persaingan usaha yang semakin ketat, perluasan pangsa pasar menjadi isu yang sangat penting agar para pengusaha dapat terus mengembangkan usahanya. Era digitisasi yang berlangsung saat ini dapat menjadi kesempatan yang sangat baik bagi para pengusaha untuk tidak hanya memasarkan produknya secara konvensional, namun juga dengan menggunakan media dalam jaringan (online).

Tidak terkecuali bagi para pelaku UKM di sektor kelapa sawit, para pelaku juga diharapkan dapat mengembangkan usaha alternatif di sela kegiatan perkebunan dan di antara periode masa tanam dan masa panen, sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan. Untuk itu, UKM Center FEB UI yang didukung sepenuhnya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, mengadakan kegiatan Workshop dan Fieldtrip: Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Koperasi dan UKM Kelapa Sawit. Kegiatan ini berlangsung pada 14-18 Oktober 2019 di Hotel Aston, Ketapang.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesiapan para pelaku UKM dan Koperasi di industri kelapa sawit Indonesia, dalam mengakses pasar yang lebih besar sehingga dapat meningkatkan kontribusi dari industri kelapa sawit terhadap indikator perekonomian, seperti pertumbuhan ekonomi dan kinerja ekspor dan impor, dengan cara memberikan pengetahuan dan pengalaman bersama akademisi, regulator, dan pelaku usaha yang sudah sukses. Selain itu, workshop ini juga bertujuan untuk menyebarluaskan penguatan kelembagaan yang tidak hanya berfokus pada daerah Jawa dan Sumatera. Workshop ini dihadiri oleh perwakilan dari beberapa pelaku usaha di sektor kelapa sawit yang berlokasi di Provinsi Kalimantan Barat. Rangkaian acara dibuka oleh Ibu Evi Silalahi sebagai perwakilan dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Kalimantan Barat.

Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan di atas, kegiatan ini menghadirkan Ma Isa Lombu, Public Policy and Government Relation Manager Bukalapak.com. – salah satu unicorn marketplace terbesar di Indonesia. Pada sesi tersebut, peserta workshop mendapatkan kesempatan untuk menggali potensi kewirausahaan dari dalam diri sendiri, dukungan kesempatan dari faktor eksternal, juga metode-metode manajemen usaha dan pemasaran. Peserta juga mendapatkan testimoni dari para pengusaha UKM yang telah berhasil mengembangkan usahanya melalui media daring.

Selain sesi di atas, Dr. Nining I. Susilo (Dewan Pengawas LDPB Kementerian
Koperasi dan UKM) yang juga bertindak sebagai narasumber menggambarkan bahwa secara umum, tren saat ini menunjukkan akses pembiayaan UMKM di Indonesia mayoritas bertumpu pada sektor perbankan. Berbagai bentuk kredit program telah diluncurkan pemerintah sejak lama, dan yang terakhir adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Padahal potensi pembiayaan UMKM di Indonesia masih terbuka luas dan belum dimanfaatkan secara maksimal untuk
mendorong UMKM naik kelas. Pemanfaatan pembiayaan melalui sektor non-perbankan (koperasi, leasing, factoring, gadai, pasar modal) dan jenis-jenis pembiayaan non-kredit (hibah, equity, asuransi, anjak piutang) masih dimungkinkan untuk memberikan aksesibilitas pembiayaan bagi UMKM di Indonesia. Selain itu, Dr. Nining juga mendorong UMKM di sektor kelapa sawit untuk mengajukan pembiayaan yang disediakan oleh BPDP Sawit sebagai salah satu sumber pendanaan. Isu ini turut didukung oleh penjelasan tentang skema pembiyaan peremajaan (replanting) yang disampaikan oleh Ibu Ira sebagai perwakilan dari BPDP Kelapa Sawit.

Replanting tidak hanya penting bagi petani, tetapi juga bagi industri sawit nasional. Untuk mendukung pelaksanaan replanting kebun kelapa sawit, pemerintah telah menghimpun dana pungutan ekspor CPO yang dikelola oleh BPDPKS serta didukung oleh kredit dari perbankan. Sejauh ini, BPDPKS turut membantu pembiayaan dengan menyalurkan dana Rp25 juta per hektare, selain juga didanai oleh perbankan nasional.

Para pelaku UKM juga tergabung dalam berbagai koperasi. Dalam konteks tersebut, materi penguatan kelembagaan koperasi disampaikan oleh Bapak Irwansyah, S.E. sebagai narasumber dari Lembaga Pendidikan Perkoperasian (Lapenkop) dengan metode yang sangat interaktif. Para peserta belajar mengenai peran-peran pemangku kepentingan dalam sebuah koperasi, pencatatan keuangan koperasi, hingga bermain peran selayaknya berada dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).

Menutup kegiatan di Kota Ale-ale ini, peserta mengikuti fieldtrip ke pelaku usaha sukses. Kegiatan ini berlokasi di Pondok Oleh-oleh Obic Amplang dan restoran Rumah Jadoel di kawasan Kauman, Ketapang. Komoditas utama dari usaha ini adalah berupa produk olahan ikan air laut seperti amplang dan olahan ikan lainnya. Diterima oleh Ibu Herlina sebagai pemilik usaha, peserta melakukan tanya jawab interaktif terkait bagaimana kiat-kiat dan strategi terkait pengelolaan usaha hingga mencapai tujuan usaha yang ingin dicapai. Peserta juga diajak melihat proses produksi amplang secara langsung di rumah produksi yang bersebelahan dengan toko oleh-oleh tersebut(***).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *