Astindo Siap Kolaborasi dengan Desa Wisata

oleh -1,841 views
oleh

SUMATERA UTARA – Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) siap berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta pengelola desa wisata untuk meningkatan kunjungan wisatawan Nusantara ke desa wisata.

Hal itu diungkapkan dua narasumber yang juga pengurus Astindo, yaitu Ketua Bidang SDM Astindo, Priyadi Abadi, dan Product & Operation Manager Xpose Leisure Management, Heben Ezer, yang juga Ketua Bidang Tour Domestik dan Inbound Astindo, saat Perjalanan Wisata Pengenalan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara, di Hotel Mercure Sumatera Utara itu, Rabu (27/4/2022).

Ketua Bidang SDM Astindo, Priyadi Abadi, mengatakan kolaborasi dengan biro perjalanan dan para pengelola desa wisata akan mudah melahirkan paket-paket wisata yang tepat dan efektif.

“Ini modal utamanya, yaitu kolaborasi yang baik dan promosi yang konsisten,” kata Priyadi.

Dijelaskannya, penyusunan tour planning juga didasarkan atas beberapa komponen. Yaitu pengaturan waktu kunjungan hingga melihat cuaca atau musim.

“Pelaku industri juga harus bisa menangkap momentum, aktivitas dan kegiatan yang bisa dinikmati wisatawan. Jangan lupakan penghitungan jarak dan waktu agar perjalanan wisatawan efektif,” kata Priyadi.

Menurutnya, salah satu aspek penting untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki desa wisata. Saat ini, desa wisata tengah menjadi destinasi primadona bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Oleh karenanya, segala potensi yang dimiliki desa wisata ini harus dieksplorasi. Dukungan pun harus diberikan, salah satunya melalui kolaborasi dengan biro perjalanan wisata,” tuturnya

Priyadi menambahkan, pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata akan lebih maksimal jika melibatkan pentahelix.

“Pentahelix adalah kolaborasi Lima Unsur stakeholder pariwisata, yaitu Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media (Publikasi Media),” katanya.

Menurutnya, kolaborasi lima unsur utama ini sangat penting untuk mendukung pariwisata.

Sementara Heben Ezer menambahkan, komponen tersebut lalu diramu dengan kapabilitas sumber daya manusia pelaku pelayanan wisata, pemandu wisata, transportasi, akomodasi, hingga jasa boga dan rekreasi.

“Muara dari tour planning tentu perjalanan wisata itu sendiri. Artinya, itinerary harus dibuat bagus. Acuannya di antaranya analisis request dan durasi wisata. Pelaku industri pariwisata juga perlu mengecek aksesibilitas dan fasilitas yang ada. Simulasikan semuanya, baru melakukan finalisasi itinerary,” ujar Heben.

Untuk mengakselerasi target pasar potensial, Heben mengatakan setidaknya ada 2 komponen seperti product dan customers oriented. Keduanya harus memiliki elemen detail menyangkut identifikasi kelas yang rinci.

Diperlukan juga peningkatan kompetensi sumber daya manusia pelaku industri pariwsata dengan dorongan trainee dan kursus. Adapun dasar-dasar penyusunan tour planning selanjutnya adalah potensi destinasi, mass tourism, individual tourism, eco-tourism, adventure, hingga special interest tourism.

Diperhatikan juga population dan economic level pasar yang akan disasar.

“Kompetensi sumber daya manusia industri pariwsata memegang kunci vital untuk memajukan bisnis. Inovasi dan kreativitas harus terus diberikan untuk membuat destinasi wisata hingga perjalanan wisatawan menjadi tetap menarik. Wisatawan mendapatkan experience berbeda. Kami yakin, setelah ini, konsep perjalanan wisata di desa wisata Yogyakarta dan Jawa Tengah akan tetap menarik dan fresh,” kata Heben.

Heben dalam memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dibutuhkan kerja sama semua stakeholder. Dengan begitu, percepatan pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif dapat berjalan sesuai arah yang diinginkan.

“Kerja sama ini penting dalam rangka kolaborasi memulihkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kita. Dengan kolaborasi, percepatan pemulihan akan bisa dilakukan,” katanya.(*)