Astindo Tekankan Pentingnya Membuat Paket Wisata Desa Kreatif

oleh -87 views
oleh

LOMBOK – Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) menekankan pentingnya membuat paket wisata yang kreatif untuk menjual potensi desa wisata. Untuk itu, Astindo siap berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta pengelola desa wisata untuk meningkatan kunjungan wisatawan Nusantara ke desa wisata.

Hal itu diungkapkan Product & Operation Manager Xpose Leisure Management Astindo, Heben Ezer, bersama Ketua Bidang Humas DPP Astindo Madeleine Sophie Atik, saat Misi Penjualan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara, di Prime Park Hotel and Convention Lombok, Kamis (19/5/2022).

Kegiatan ini diikuti 10 peserta. Mereka diajak mengunjungi sejumlah desa wisata, yaitu Desa Bilibante, Desa Wisata Senaru di Lombok Utara.

Heben Ezer mengatakan kolaborasi dengan biro perjalanan dan para pengelola desa wisata akan mudah melahirkan paket-paket wisata yang kreatif dan efektif.

Paket kreatif itu juga akan menarik banyak wisatawan. Terlebih pemerintah mulai membuka pintu untuk wisatawan berkunjung ke destinasi wisata.

“Ini modal utamanya, yaitu kolaborasi yang baik dan promosi yang konsisten. Penyusunan tour planning juga didasarkan atas beberapa komponen. Yaitu pengaturan waktu kunjungan hingga melihat cuaca atau musim. Yang terpenting juga adalah bagaimana membuat paket yang kreatif dan penuh ide serta cerdas, “katanya.

Ia menambahkan, pelaku industri juga harus bisa menangkap momentum, aktivitas dan kegiatan yang bisa dinikmati wisatawan. Yang tidak kalah penting, tidak lupakan penghitungan jarak dan waktu agar perjalanan wisatawan efektif.

Heben mengatakan, salah satu aspek penting untuk memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif adalah dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki desa wisata.

Menurutnya, desa wisata tengah menjadi destinasi primadona bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

“Oleh karenanya, segala potensi yang dimiliki desa wisata ini harus dieksplorasi. Dukungan pun harus diberikan, salah satunya melalui kolaborasi dengan biro perjalanan wisata,” tuturnya.

Heben menambahkan, pembangunan dan pengembangan sektor pariwisata akan lebih maksimal jika melibatkan pentahelix.
“Pentahelix adalah kolaborasi Lima Unsur stakeholder pariwisata, yaitu Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media (Publikasi Media),” katanya.

Menurutnya, kolaborasi lima unsur utama ini sangat penting untuk mendukung pariwisata.

Heben Ezer menambahkan, komponen tersebut lalu diramu dengan kapabilitas sumber daya manusia pelaku pelayanan wisata, pemandu wisata, transportasi, akomodasi, hingga jasa boga dan rekreasi.

“Muara dari tour planning tentu perjalanan wisata itu sendiri. Artinya, itinerary harus dibuat bagus. Acuannya di antaranya analisis request dan durasi wisata. Pelaku industri pariwisata juga perlu mengecek aksesibilitas dan fasilitas yang ada. Simulasikan semuanya, baru melakukan finalisasi itinerary,” ujar Heben.

Untuk mengakselerasi target pasar potensial, Heben mengatakan setidaknya ada 2 komponen seperti product dan customers oriented. Keduanya harus memiliki elemen detail menyangkut identifikasi kelas yang rinci.

Ketua Bidang Humas DPP Astindo Madeleine Sophie Atik mengatakan diperlukan juga peningkatan kompetensi sumber daya manusia pelaku industri pariwisata dengan dorongan trainee dan kursus. Adapun dasar-dasar penyusunan tour planning selanjutnya adalah potensi destinasi, mass tourism, individual tourism, eco-tourism, adventure, hingga special interest tourism.

Menurutnya, yang perlu diperhatikan juga adalah population dan economic level pasar yang akan disasar. “Terutama promosi digital, kita harus mampu menggunakan media dengan efektif dan tepat, seperti paid media, own media, sosial media maupun endorser atau influencer, ” ujar Madeleine. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *