Bandara Bali Utara Mulai Dibangun 2020

oleh -1,563 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Akses udara Bali akan semakin luas. Bandara Bali Utara akan dibangun mulai 2020. Lokasinya sudah ditetapkan di wilayah Buleleng. Kehadiran bandara baru akan menaikan pertumbuhan pariwisata di sisi utara Pulau Dewata.

Tahap awal persiapan pembangunan Bandara Bali Utara sudah lewati. Rencana induk, pemilihan lokasi, dan perencanaan pengembangannya selesai dilakukan. Bandara baru ini akan dibangun 2020. Lokasinya berada di wilayah Kubutambahan dengan luas areal 400 hektare.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Banguningsih Pramesti mengatakan, lahan sudah clear.

“Proses pembangungan Bandara Bali Utara dimulai tahun depan. Proses awal sudah selesai. Lahannya juga sudah clear. Sebagian besar merupakan tanah adat. Tapi, pemerintah daerah sudah menjamin tidak adanya sengketa,” ungkap Polana, kemarin.

Dipilihnya area Bali Utara untuk mengembangkan bandara baru ini atas berbagai pertimbangan. Seperti pemerataan dan keseimbangan ekonomi antara Bali Utara dengan Bali Selatan. Pemilihan di kawasan utara juga sebagai solusi untuk mengurai kepadatan arus masuk melalui Bandara Ngurah Rai. Lebih penting, kawasan utara solusi mitigasi bencana alam khususnya menghadapi erupsi Gunung Agung.

“Lokasi Bandara Bali Utara ini sangat bagus. Kami juga senang karena tidak ada kendala dan tekanan sosial di sana. Jumlah tempat sucinya relatif sedikit sehingga tidak banyak aktivitas masyarakat di sana,” terangnya lagi.

Pembangunan Bandara Bali Utara diprediksi akan mewujudkan Pulau Dewata sebagai Tourism Transit or Hub. Posisi wilayah ini akan melayani rute internasional dan domestik. Rute mancanegara menjadi penghubung Asia dengan Australia dan Selandia Baru. Untuk domestik, menjadi jembatan bagi wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.

“Secara geografis, posisinya sangat strategis. Dari sisi operasional dan teknis juga bagus,” ujar Polana.

Nantinya, zona utara ini bisa memfasilitasi MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) bagi maskapai dengan rute Indonesia bagian timur. Dikembangkan melalui konsep Low Lost Carrier Terminal (LCCT), bandara baru ini akan dilengkapi 2 runway. Sisi utara runway berukuran 3.600×60 meter, lalu 3.250×60 meter di bagian selatannya. Nantinya bandara ini bisa didarati pesawat jenis Boeing 777-300ER atau Airbus A380.

“Untuk mendukung optimalisasi antar kawasan, nanti dibutuhkan akses short cut. Hal ini tentu untuk memudahkan mobilitas wisatawan. Kalau kondisi ini dipenuhi, keseimbangan wilayah selatan dan utara Bali akan tercapai,” jelas Polana lagi.

Kawasan Bali Utara dan Selatan akan dihubungkan dengan jalan tol. Poros Tol Bali Utara-Selatan akan menghubungkan Buleleng dan Denpasar. Ruas tersebut nantinya akan dilengkapi dengan short cut dan dimulai dari Desa Pegayaman. Poros ini ditargetkan selesai di tahun 2021.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menerangkan, destinasi wisata Bali Utara akan semakin berkembang dengan bandara baru.

“Pembangunan bandara baru di wilayah utara Bali ini akan bagus. Destinasi pariwisata di wilayah itu akan pesat berkembang. Sebab, kawasan utara memiliki banyak destinasi potensional,” terang Menpar.

Secara geografis, Bali Utara khususnya Buleleng memiliki garis pantai dengan panjang 144 Km. Terbagi dalam 9 kecamatan, 129 desa, dan 19 kelurahan, Buleleng pun memiliki sekitar 86 destinasi wisata. Wilayah ini memiliki Kawasan Pariwisata Kalibukbuk atau Lovina. Zona besar pantai ini meliputi 8 desa, yaitu Pemaron, Tukad Mungga, Anturan, Kalibukbuk, Kaliasem, Temukus, Tigawasa, dan Kayu Putih.

Untuk background pantai hingga dataran tinggi pun terhampar di Kawasan Pariwisata Batu Ampar. Zona ini terbagi dalam 5 desa, seperti Penyabangan, Banyupoh, Pemuteran, Sumberkima, dan Pejarakan.

Ada juga Kawasan Pariwisata Air Sanih yang terbagi dalam 10 desa. Kawasan ini masuk wilayah Desa Bukti, Pacung, Sembiran, Julan, Bondalem, Tejakula, Les, Penuktukan, Sambirenteng, dan Tembok.

Kawasan pariwisata di Bali Utara makin lengkap dengan daya tarik Wisata Khusus Pancasari. Destinasi ini terbentang di 6 desa, yaitu Pancasari, Munduk, Wanagiri, Gesing, Gogleg, dan Umejero. “Destinasi di sini mudah diakses. Sebab, infrastrukturnya sangat menunjang. Dengan aksesibilitas bagus, mobilitas dari wisatawan akan semakin nyaman,” ujar Menpar lagi.

Menjadi situs raksasa parwisata, Bali Utara menawarkan sisi eksotis lainnya. Wilayah ini tersambung dengan Taman Nasional Bali Barat, Hutan Raya Selat, Monkey Forest Wanagiri, Taman Laut Menjangan, dan Taman Laut Pemuteran. Kawasan Buleleng juga memiliki beberapa wisata air alternatif, yaitu Danau Bayan dan Danau Tamblingan hingga Air Panas Banyuwedang serta Bannjar.

Menguatkan nuansa alamnya, Bali Utara menawarkan 24 air terjun dengan berbagai karakteristik. Air terjun ini diantaranya, Campur Rasa, Sekumpul, Bembengan, Fiji, Bukit Lalang, Lemukih, Les, dan Ikut Sampi. Ada juga Air Terjun Carat, Teja, Gitgit, Bertingkat, Colek Pamor, Campuhan, Jembong, Kembar, Kroya, Aling-Aling, Pengumbahan, dan masih banyak lainnya.

“Selain aksesibilitas dan atraksinya, amenitas di Bali Utara sangat mendukung. Ada banyak pilihan hotel dan restoran dengan cita rasa terbaik. Jadi, geliat ekonomi di wilayah ini akan kuat bila bandara baru ini sudah beroperasi. Sebab, arus masuk wisatawannya tentu lebih besar,” tutupnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *