Banyuwangi akan Launching CoE 2019 di Jakarta

oleh -1,250 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, BANYUWANGI – Banyuwangi sudah bergerak mempromosikan 99 event dalam rangkaian Banyuwangi Festival (B-Fest) yang disiapkan sepanjang 2019. Calendar of Event (CoE) Banyuwangi ini akan di-launching di Balairung Soesilo Sudarman, Gedung Sapta Pesona, 28 Januari 2019 nanti.

Jumlah event B-Fest di 2019 meningkat dari 2018 yang terdapat 77 event. Sebelum di-launching, CoE Banyuwangi ini akan dipromosikan di Car Free Day Jakarta Minggu (27/1) pagi.

Dari 99 event tersebut, tiga diantaranya masuk dalam 100 CoE Wonderful Indonesia, Kementerian Pariwisata (Kemenpar). Yakni Banyuwangi Ethno Carnival, International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI), dan Gandrung Sewu.

“Dari 77 event tahun lalu, sekarang menjadi 99 event. 3 di antaranya masuk event nasional. Ada tambahan 20 additional event yang juga mengiringi B-Fest,” kata Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, Rabu (16/12).

Anas berterima kasih kepada Kemenpar yang telah memilih tiga event dari B-Fest masuk dalam kalender Wonderful Indonesia. Untuk masuk dalam 100 CoE, event harus bersaing dengan lebih dari 200 event lain se-Indonesia.

“Tiga event B-Fest masuk lagi top 100 kalender event Kemenpar. Ini semakin memacu semangat kami dalam menggelar dan mengemas festival menjadi lebih baik lagi,” kata Anas.

Dalam agenda B-Fest, Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) akan digelar pada 28 Juli 2019 mendatang. Gandrung Sewu yang merupakan sendratari yang menampilkan 1000 penari secara massal akan digelar 20 Oktober 2019.

Sementara International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) yang merupakan tur balap sepeda internasional yang digelar sejak 2012, akan digelar mulai tanggal 23 sampai 26 September 2019.

B-Fest sudah rutin digelar sejak 2011. Dari tahun ke tahun, ajang sport tourism profesional seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) selalu ada. Saat ini jumlah sport tourism semakin banyak. Bila di tahun 2018 berjumlah 10 dari total 77 acara, pada tahun ini terdapat 17 even olahraga dari 99 event.

Beberapa acara olahraga baru yang dimasukkan antara lain woman cycling,
durian cycling, lari rimba, kemudian sepeda (duathlon), dan Ijen Challenge untuk penghobi sepeda.

“Event olahraga yang ditambahkan adalah untuk para penghobi, bukan kompetisi untuk para profesional. Seperti Festival Ijen Green Run yang justru memberikan sumbangan besar pada okupansi hotel dan homestay,” pungkas Anas.

Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi, MY Bramuda menambahkan, acara yang dipertahankan dan ada penambahan yakni tentang musik. Acara-acara musik dinilai mudah mendatangkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Tahun ini, terdapat 16 acara musik, mulai dari Jazz Pelajar, Jazz Pantai, Jazz Gunung, Lalare Orchestra, Angklung Caruk, dan yang baru Festival Musik Jalanan.

“Bila untuk menikmati konser jazz ada tiket yang harus dibeli, musik jalanan akan menghadirkan musisi berkualitas dari Jalan Malioboro Yogyakarta dan Taman Bungkul Surabaya untuk dinikmati masyarakat secara gratis. Jadi musik tidak hanya untuk yang high class, tapi juga untuk yang menengah ke bawah,” terang Bram.

Selanjutnya, rangkaian festival yang tidak kalah menarik yakni seputar dunia kuliner, fashion, dan beragam inovasi. Termasuk program untuk generasi millennials, terkait digitalisasi, dan start up.

“Ada program kampung digital melibatkan pembicara handal untuk memotivasi anak-anak muda Banyuwangi. Ada juga santri preneur untuk pengetahuan berwirausaha,” pungkasnya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, mengaku senang dengan tingginya perhatian Banyuwangi terhadap pariwisata.

“Banyuwangi menjadi salah satu daerah yang sangat serius mengembangkan sektor pariwisata. Setiap tahun, komitmen ini menjadi tambah kuat. Buktinya, dari 77 event tahun 2018, kini berkembang menjadi 99 event. Sungguh luar biasa,” puji Adella.

Kabid Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan mengaku tidak sabar menunggu event-event yang akan digelar Banyuwangi.

“Kemasan acara di Banyuwangi selalu luar biasa. Mereka membuat pariwisata menjadi sesuatu yang sangat istimewa. Kita tunggu saja gebrakan apa yang akan Banyuwangi lakukan tahun ini,” paparnya.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, standard yang deterapkan dalam CoE ini akan memunculkan cultural values dan commercial values dari setiap event. Khusus commercial values, harus di-monetised (dihitung nilai ekonominya), sehingga bisa diketahui dampak ekonominya kepada kesejahteraan masyarakat.
”Tugas utama Kemenpar selanjutnya adalah mempromosikan event tersebut. Serta bagaimana strategi dan memasarkan event agar memberikan nilai (value) dari segi budaya (culture) maupun ekonomi (commercial value),” kata Menpar Arief Yahya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *