Bimtek Pengembangan Ekowisata TNK, Sebagai Wujud Pariwisata Prioritas Nasional

oleh -1,052 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, LABUAN BAJO – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus melakukan konsolidasi untuk memajukan ekowisata yang ada di Indonesia. Setelah sukses mengadakan Bimbingan Teknis di beberapa kota di Indonesia, kali ini Bimtek kembali diadakan, di Hotel La Prima, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (29/11/2018).

Seperti diketahui, Taman Nasional Komodo (TNK) merupakan kawasan konservasi yang bertujuan untuk melindungi komodo (Varanus komodoensis) beserta habitatnya. Selain tujuan utama tersebut kawasan ini juga dikembangkan untuk tujuan ekowisata. Mengingat pulau Komodo sendiri merupakan pulau dengan jumlah komodo terbanyak yakni ±1.377 ekor.

Salah satu bentuk pengelolaaan ekowisata yang dilakukan oleh TNK
yakni dengan membentuk jalur-jalur wisata. Jalur yang dibuat merupakan bagian dari area inti home range komodo. Jalur ini digunakan untuk mempermudah wisatawan melihat komodo beserta satwa lain seperti burung, mamalia, dan reptil.

Beberapa tipe jalur (trail) yang umum di TNK yakni jalur pendek (short track), jalur sedang (medium track), dan jalur panjang (long track). Pada jalur wisata tersebut wisatawan akan melihat komodo dari berbagai kelas umur dan juga dapat melihat sarang tempat komodo bertelur.

Memang, kawasan TNK memiliki beberapa obyek daya tarik utama. Seperti keindahan ekosistem padang savana, keanekaragaman hayati biota laut, serta keanekaragam flora dan fauna. Kemenpar pun melihat potensi besar TNK. Dengan begitu, TNK yang memiliki Suber Daya WIsata yang tinggi, wajib dikembangkan lebih maksimal lagi.

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata, David Makes, dalam sambutan pembukaan Bimtek mengutarakan acara ini merupakan gagasan Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata (TPPE). Di mana mempunyai salah satu destinasi prioritas yaitu Labuan Bajo dalam hal ini TNK.

“Kami tahu begitu banyak tantangan yang dihadapi di dalam membangun industri pariwisata nasional. Kemenpar mempunyai target di tahun 2019 untuk kunjungan wisatawan nusantara sebesar 275 juta dan untuk wisatawan mancanegara sebesar 20 juta,” ungkap David.

Sementara itu, bekembangnya pariwisata di Tanah Air juga disampaikan, Tazbir, salah satu tim Calender of Event (CoE) Kemenpar. Dirinya mengatakan pariwisata telah menjadi prioritas pembangunan nasional dan instrumen dalam mensejahterakan bangsa.

“Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi alam dan budaya sebagai andalan pariwisata, maka ekowisata menjadi prioritas dalam pemasaran pariwisata nasional. Ekowisata merupakan berkah alam sebagai produk wisata yang berkaitan dengan aspek konservasi, edukasi dan pariwisata yang berkelanjutan yang diharapkan mensejahterakan masyarakat lokal,” paparnya.

“Untuk itu dibutuhkan kordinasi dan sinergi dalam pengembangan ekowisata. Sebagai wujud pariwisata prioritas nasional, maka saat ini dibangun semangat Indonesia Incorporated. Sinergi antar instansi dan lembaga dalam memajukan pariwisata.

Tak ketinggalan, Kepala Sub Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Air, Direktorat PJLHK, Widada menyampaikan, jika Indonesia memiliki lahan konservasi sekitar 27 juta hektar luasnya. Namun yang bisa di manfaatkan sebagai objek wisata adalah taman nasional dan taman wisata Alam. Di Indonesia sendiri ada 54 taman nasional dan 131 taman wisata alam.

“Dari 5 taman nasional yang ada di Indonesia, TNK ini adalah taman nasional pertama dan tertua. Intinya kawasan ini harus dimanfaatkan dan dilestarikan. Secara total, kita memiliki jumlah kawasan sebanyak 500. Perlu adanya pembangunan jaringan akses wisata dan fasilitas umum yang layak dan memadai,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pasir Panjang Haji Muchtar mengatakan, bahwa seluruh elemen masyarakat khususnya desa Pasir Panjang ini siap mendukung acara Bimtek ini sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. Masyarakat Pasir Panjang tidak hanya jadi penonton, mereka siap menjadikan desa Pasir Panjang menjadi desa wisata. Karena dengan jadinya Desa Pasir Panjang sebagai desa wisata tentu akan menarik minat para investor untuk berinvestasi dan semakin banyak wisatawan datang, sehingga akan mengangkat perekonomian masyarakat desa Pasir panjang itu sendiri.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *