Bukan Ibukota Lagi, Bagaimana Pariwisata Jakarta Menurut Taufan Rahmadi?

oleh -150 views
oleh

JAKARTA – Pakar Strategi Pariwisata Nasional Taufan Rahmadi menilai Jakarta membutuhkan strategi khusus untuk menjadi lokasi wisata unggulan setelah tidak lagi menjadi Ibukota nantinya. Salah satunya dilakukan diversifikasi wisata.

Dia mengatakan, Jakarta perlu menekankan keberagaman atraksi wisata yang tidak hanya berfokus pada wisata kota tetapi juga mencakup wisata alam, kuliner, sejarah, dan budaya.

“Peningkatan kualitas destinasi seperti Kota Tua, Setu Babakan, dan berbagai museum bisa menjadi daya tarik tambahan,” ujar Taufan Rahmadi.

Selain itu, jelas Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran ini, Jakarta juga perlu peningkatan infrastruktur. Di antaranya memperbaiki dan memperluas infrastruktur transportasi seperti MRT, LRT, dan bus TransJakarta untuk memudahkan akses ke tempat-tempat wisata.

“Perbaikan jalan dan fasilitas umum di sekitar lokasi wisata juga penting. Bila diperlukan, diadakan transportasi umum yang rutenya dekat dengan lokasi-lokasi wisata di Jakarta,” terang Taufan.

Selanjutnya, dilakukan pemasaran dan branding. Yakni membuat kampanye pemasaran yang kuat untuk mempromosikan Jakarta sebagai destinasi wisata melalui media sosial, pameran wisata internasional, dan kolaborasi dengan agen perjalanan.

“Branding Jakarta sebagai kota modern dengan sejarah yang kaya dan budaya yang beragam bisa menarik lebih banyak wisatawan,” tambahnya.

Untuk melengkapi atraksi di Jakarta, harus diperbanyak event dan festival. Mengadakan event dan festival internasional secara rutin untuk menarik pengunjung, seperti festival musik, seni, kuliner, dan olahraga.

“Untuk amenitasnya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, di Jakarta segala jenis dan kelas untuk penginapan sudah sangat lengkap,” kata Taufan.

Meski demikian, menurut Taufan pemerintah baik pusat maupun provinsi tetap harus memberikan insentif bagi Pelaku Pariwisata. Seperti memberikan insentif pajak atau subsidi bagi pelaku usaha di sektor pariwisata seperti hotel, restoran, dan pusat hiburan. Hal ini akan membantu pelaku industri pariwisata untuk berinovasi dan meningkatkan layanan.

“Ditambah pemerintah menyediakan pelatihan dan sertifikasi bagi pekerja di sektor pariwisata untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan profesionalisme. Pemerintah juga bisa memberikan akses mudah ke fasilitas pinjaman dengan bunga rendah bagi pengusaha pariwisata untuk mendukung pengembangan usaha mereka,” jelasnya.

Seperti diketahui, banyak lokasi-lokasi wisata keluarga di Jakarta seperti Ragunan, Ancol, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan masih banyak lagi. Dari beberapa potensi wisata yang ada, masih ada yang mesti dibenahi.

“Di antaranya meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas wisata seperti Kebun Binatang Ragunan, Ancol, dan TMII untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan pengunjung,” sebut pria yang pernah mendapat penghargaan Tourism Inspirational Figure 2022 ini.

“Perlu juga menambah atraksi baru dan interaktif di tempat-tempat wisata yang sudah ada. Misalnya, modernisasi wahana di Ancol, menambah zona edukasi di Ragunan, atau pembaruan di berbagai paviliun TMII,” sambungnya.

Apakah itu saja cukup? Taufan melanjutkan, tempat-tempat wisata di Jakarta masih perlu memperbaiki fasilitas pendukung seperti area parkir, toilet, tempat makan, dan ruang istirahat untuk kenyamanan pengunjung.

“Aksesibilitas juga terjamin. Memastikan tempat-tempat wisata mudah diakses oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas,” ujarnya.

Mantan Ketua Tim Percepatan Destinasi Prioritas Mandalika ini menambahkan, lokasi Jakarta yang strategis dan mudah diakses oleh warga Jabodetabek menjadikannya pilihan utama untuk liburan singkat dan kegiatan akhir pekan.

“Dengan banyaknya pilihan atraksi, dari taman hiburan, kebun binatang, museum, pusat perbelanjaan, hingga kawasan kuliner, Jakarta menawarkan sesuatu untuk setiap segmen masyarakat,” tuturnya.

Taufan menyimpulkan, dengan strategi yang tepat dalam diversifikasi wisata, peningkatan infrastruktur, pemberian insentif, serta inovasi berkelanjutan, Jakarta memiliki potensi besar untuk tetap menjadi destinasi wisata unggulan meski pusat pemerintahan pindah.

“Dukungan dari pemerintah daerah dan pelaku usaha di sektor pariwisata sangat penting untuk mewujudkan visi ini,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *