Cobain Yuk Sensasi Tidur Beralas Pasir di Sumenep Saat FKN 2018

oleh -1,559 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Pernahkah terpikir oleh kalian tidur beralaskan pasir? Kalau penasaran, silahkan datang ke Kampung Kasur Pasir di Kampung Leggung Timur, Sumenep, Jawa Timur. Buat kalian yang menyaksikan Festival Keraton Nusantara (FKN) 2018 di Sumenep, jangan sampai melewatkan kampung ini ya.

Mengapa tidak boleh terlewat? Karena aktivitas tidur di pasir ini hanya ada di Kampung Leggung Timur. Setidaknya, itulah penjelasan sang Kepala Kampung, Adhan.

“Tidur di pasir ini adalah kegiatan turun temurun yang dilakukan warga sejak zaman dahulu. Bagaimana awalnya, kita juga tidak tahu pasti. Yang pasti ada sejak lama sekali dan terus dilakukan hingga kini,” jelas Adhan ketika ditemui di rumahnya, Sabtu (27/10).

Walau beralas pasir, bukan berarti warga Leggung Timur tidak memiliki kasur. Menurut Adhan, fasilitas rumah tetap normal seperti biasa.

“Kasur ada. Tapi, warga lebih suka tidur di pasir. Makanya di kampung ini setiap rumah pasti memiliki pasir. Ada yang di dalam rumah, ada juga yang di luar rumah. Kalau mau lihat masyarakat tidur di pasir di luar rumah, datang saja sore,” katanya.

Adhan menjelaskan, masyarakat yang terbiasa tidur di pasir tidak akan merasa nyaman jika harus tidur di kasur. Apalagi jika cuaca sedang dingin.

“Ngga tau kenapa ya, tapi mereka memang lebih suka tidur dan santai di pasir ini. Justru mereka bisa istirahat lebih nyenyak jika tidurnya di pasir. Kalau di kasur, mereka tidak tenang. Bahkan, saat lahiran saja dilakukan di pasir,” jelasnya.

Masyarakat Leggung Timur percaya jika pasir yang mereka tiduri memiliki sejumlah khasiat. Seperti menyembuhkan pegal, melawan cuaca dingin, dan lainnya.

Diakuinya, pasir-pasir ini lengket di badan. Hanya saja, tidak ada pasir yang sampai masuk ke mata atau telinga.

“Tidak pernah ada laporan pasir yang masuk ke mata meski warga semaleman tidur di pasir. Atau masuk ke hidung dan telinga. Memang pasir itu lengket di badan, tapi mudah terlepas. Setelah mandi, semua bersih lagi,” paparnya.

Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisara Sumarni, mengatakan Kampung Kasur Pasir ini masih menjaga kearifan lokal. ‘Ini luar biasa. Meski kemajuan teknologi sedang deras-derasnya, warga di sana bisa menjaga kearifan lokal. Mereka mampu mempertahankan tradisinya turun temurun,” paparnya, didampingi Kabid Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan.

Sementara Menteri Pariwisata Arief Yahya, berharap destinasi ini bisa dikemas lebih baik lagi. Agar bisa mendatangka lebih banyak wisatawan.

“Tidur beralas pasir adalah atraksi yang tidak bisa ditemui di tempat lain. Ini kelebihan yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan. Kemas dengan baik. Perkuat 3A, amenitas, atraksi, dan aksesibilitas. Itu kuncinya,” kata Menpar.

Jika dikemas dengan baik, Manpar yakin masyarakat akan merasakan langsung dampak ekonomi dari pariwisata.

“Masyarakat bisa terpacu menghadirkan kuliner atau souvenir. Impact-nya, akan dirasakan langsung oleh mereka sendiri,” paparnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *