Di Acara Misi Penjualan Sumut, Menparekraf Tegaskan Komitmen Kembangkan Desa Wisata

oleh -1,589 views
oleh

MEDAN – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, kembali mempertegas komitmennya untuk mengembangkan desa wisata. Menurutnya, pengembangan ini juga mengikuti tren wisata dunia yang mengalami perubahan akibat pandemi Covid-19.

Penegasan komitmen tersebut disampaikan Sandiaga Uno saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan Misi Penjualan Destinasi Prioritas Untuk Pasar Nusantara, di Mercure Hotel Medan, Sumatera Utara, Rabu (27/4/2022).

Menurutnya, kegiatan ini dilakukan untuk lebih mengenalkan potensi desa wisata yang dimiliki Sumatera Utara, Aceh, Riau, dan Sumatera Barat.

“Utamanya, untuk lebih di kenal oleh para operator travel agent. Bagian desa wisata ini adalah pemenang ADWI 2021, dan nanti setelah ini teman teman akan melakukan famtrip, bimtek dan misi penjualan dengan 50 biro perjalanan wisata di medan dan sekitarnya,” katanya.

Dikatakannya, desa wisata telah menjadi tren wisata pasca pandemi. Hal ini juga sesuai dengan arahan Presiden, yaitu pengembangan pariwisata harus berkelanjutan dan berkualitas melalui desa wisata.

“Untuk itu, komitmen kita adalah mengembangkan desa wisata. Di asana ada peluang usaha agar teman-teman juga bisa mengembangkan potensi produk ekonomi kreatif dan kearifan lokal, target kami all-out untuk memajukan desa wisata. Mari kita sama-sama tanamkan semangat 3G (gercep, geber, gaspol). Kita siapkan tatanan ekonomi baru dari pandemi menuju endemi yang kita bangkitkan ekonomi berbasis desa wisata dan membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan seluas luasnya,” katanya.

Sandiaga Uno juga mengajak pihak terkait untuk menggunakan kesempatan ini dengan menggandeng biro perjalanan khusus mudik.

“Pada momen lebaran ini, mereka bisa mengunjungi desa wisata. Jangan ke yang itu-itu aja, sesekali datang ke destinasi yang unik seperti desa wisata,” ajaknya.

Plt Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenparekraf, Martini M Paham, mengatakan kegiatan Misi Pemjualan Destinasi Prioritas untuk Pasar Nusantara ini adalah tindak lanjut untuk menggali desa wisata.
“Kita kenalkan pemenang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI tahun 2021 kepada masyarakat. Deputi Pemasaran melalui Direktorat Pemasaran Nusantara juga melakukan misi penjualan. Tujuannya untuk mempermudah dan mempertemukan pengelola desa wisata dengan biro perjalanan,” katanya.

Sebelum di Medan, kegiatan ini juga digelar di Bali pekan lalu. Kegiatan yang sama akan dilakukan di beberapa tempat, di antaranya Mandalika.

Kegiatan di Kota Medan ini diikuti oleh empat provinsi. Rinciannya, 6 desa wisata dari Sumatera Utara, yaitu Desa Wisata Tipang Humbang Hasundutan, Desa Wisata Huta Tinggi Samosir, Desa Wisata Kampung Lama Deli Serdang, Desa Wisata Kampung Warna Warni Tikahurit Simalungun, Desa Wisata Meat Toba Samosir, Desa Wisata Pearu Humbang Hasundutan.

Selain itu, ada juga desa wisata asal Aceh, Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serik. Ada juga desa wisata asal Kepulauan Riau. Serta 2 desa wisata Sumatera Barat, yaitu Desa Wisata Kampuang Nagari Minang Tanah Datar dan Desa Wisata Ampar Pariaman.

Acara ini juga melibatkan 50 biro perjalanan wisata dari Astindo.

Koordinator Pemasaran Pariwisata Area 1 (Sumatera) Kemenparekraf, Taufik Nurhidayat, mengatakan potensi yang dimiliki desa wisata akan terus digali dan diperkenalkan ke masyarakat.

“Jika potensi tersebut bisa digali, kita bantu pemasaran dan penjualan paket wisatanya melalui teman bisnis atau travel agen. Ini salah satu cara bagaimana mempercepat memasarkan dan menjual paket paket yang ada,” katanya.

Untuk mendukung pengembangan desa wisata, Taufik menjelaskan, Kemenparekraf akan melakukan kurasi. salah satu kurasi yang akan dilakukan dalam bimtek adalah kurasi yang dilakukan oleh para ahli, baik dari sisi pengambilan gambar, membuat paket wisata, serta pemasaran dan penjualannya.

“Jadi bagaimana membuat paket desa wisata yang layak jual dan memiliki nilai tambah dan bagaimana memasarkan sehingga bisa dibeli oleh calon wisatawan. Untuk itu diperlukan suatu bimtek membuat one stop training,” katanya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *