Homestay dan Tourguide Meluncur di Humbang Hasundutan

oleh -1,402 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Sektor pariwisata di Danau Toba terus dilengkapi. Kali ini dengan homestay dan tour guide. Peluncurannya dilakukan Kamis (20/9). Atau saat launching Pilot Project Pengembangan Wirausaha Pariwisata di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Launching dikawal langsung Menteri Pariwisata Arief Yahya. Hadir juga Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Gubernur Sumatera Utara Edi Rahmayadi. Juga pejabat daerah lainnya seperti Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Bupati Simalungun. Jopinus Ramli Saragih, Bupati Toba Samosir Darwin Siagian, juga tamu undangan lainnya.

Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, kehadiran homestay dan tour guide dibutuhkan di Danau Toba. Sebab kunjungan wisatawan semakin bertambah banyak. Pada 2016 jumlah kunjungan wisatawan di Danau Toba sekitar 17 ribu. Tapi untuk tahun ini target jumlah kunjungan wisatawan jadi 500 ribu orang.

Untuk mengatasi tingginya kunjungan wisatawan, Danau Toba bisa mengembangkan konsep 5S. Yaitu Solusi Sementara Sebagai Solusi Selamanya. Konsep ini sering dipakai dalam Nomadic Tourism.

Sebab, membangun pariwisata dengan cara lama dinilai sudah tidak relevan. Karena membutuhkan waktu yang sangat lama. Konsep 5S dalam Nomadic Tourism adalah solusi terbaik untuk saat ini.

“Jumlah wisatawan tumbuh positif. Untuk mengatasi keterbatasan amenitas, dapat diselesaikan dengan homestay. Konsepnya pendekatan komprehensif dan terkoordinasi. Terintegrasi artinya, ada keseimbangan pembangunan fisik homestay dengan peningkatan skill manusianya. Terkoordinasi, pilot project ini akan melibatkan lintas kementerian terkait. Atau bisa juga menerapkan konsep 5S. Solusi Sementara Sebagai Solusi Selamanya,” kata Menpar lagi.

Pilot project pengembangan homestay dan tour guide sendiri melibatkan 6 kementerian plus Bekraf. Ada Kemenpar, Kemenkominfo, Kemenkop dan UKM, Kemendikbud, Kementerian PU dan PERA, hingga Kementerian Desa dan PDTT.

Fungsi kementerian ini berbeda. Kemenpar misalnya. Fokusnya itu, pembuatan paket wisata, panduan, juga bimbingan teknis (bimtek).

“Pengelolaan homestay dan tourist guide berkualitas butuh SDM handal. Terkait dengan pengelolaan SDM, ada beberapa program. Ada bimtek, gerakan sadar wisata, pengembangan market pariwisata yang sesuai standar ASEAN, hingga membuat konsep pelatihan hospitality homestay,” ujar Menpar lagi.

Untuk Kemenkominfo, tugasnya membantu intermediasi dengan pelaku start-up bidang pariwisata. Lalu, intermediasi dengan para provider. Mereka membantu pembuatan konten homestay hingga pelatihan aplikasi online.

Sementara Kemenkop dan UKM akan membantu pelatihan kewirausahaan melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional. Ada juga program pelatihan uji kompetensi SDM KUKM melalui SKKNI.

Kemenkop dan UKM juga melakukan bimtek kepada koperasi pengelola ecotourism. Ada juga kegiatan pendampingan dan asistensi kepada KUKM. “Posisi Kemenkop dan UKM ini sangat strategis untuk mengembangkan bisnis. Mereka memiliki banyak program untuk pemberdayaan masyarakat. Yang jelas sinergi inisangat menguntungkan Humbang Hasundutan,” ujarnya lagi.

Dukungan juga dibeikan oleh Kemendikbud melalui sinergi program pada 2019. Mereka juga menyusun juknis seni dan tari budaya lokal. Sementara Kementerian PU dan PERA punya program Integrated Tourism Master Plan. Yaitu, fokus kepada infrastruktur kawasan desa wisatanya. Ada juga program Bantuan Stimulan Parumahan Swadaya. Terdapat 110 unit rumah swadaya yang direnovasi.

Untuk kementerian Desa dan PDTT, memiliki 14 program pemberdayaan maysrakat desa. Ada bimtek, pengembangan infrastruktur pedesaan, pembangunan homestay, juga penerangan jalan.

“Kawasan ini berkembang pesat. Sebab, setiap kementerian mengembangkan program terbaiknya di sana. Untuk mendukung program, mereka tentu saja menyediakan anggaran yang besar,” ujar Menpar lagi.

Mempercepat pengembangan pilot project, bujet besar disiapkan Kemenpar. Angkanya mencapai Rp1,82 Miliar. Alokasi untuk pengembangan destinasi wisata, pemasaran pariwisata I, juga penguatan industri dan kelembagaan.

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) pun mendapat slot Rp300 Juta. Actionnya, penyusunan masterplan juga pemasaran lokal-mancanegara.

Support anggaran juga diberikan Kementerian Desa dan PDT. Jumlah dana yang disiapkannya mencapai Rp2,74 Miliar. Fokus mereka adalah bimtek, pengembangan infrastruktur fisik, pembangunan homestay, hingga menggelar berbagai pelatihan.

“Bila butuh modal usaha, ada skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) pariwisata. Bank penyalurnya ada BRI, BNI, dan Mandiri. Pokoknya sinergi lintas sektor ini bagus,” kata Menteri asal Banyuwangi tersebut.

Langkah pengembangan homestay sebenarnya sudah dilakukan pada 2017. Melalui program stimulan konversi di Danau Toba, unit kamar yang dikonversi ada 254. Jumlah ini dihasilkan dari 5 desa di sekitar Danau Toba. Ada Desa Sigapiton, Batiraja, Sibandang, Tuktuk, dan Tomok. Strategiyang dijalankannya bimtek layanan homestay desa wisata. Dijalankan juga standardisasi fasilitas homestay.

“Kami optimistis, melalui pilot project ini akan memberi dukungan efektif bagi Humbang Hasundutan. Pariwisata di kawasan ini akan terus tumbuh. Ujungnya, perekonomian daerah dan kesejahteraan rakyat ikut terkatrol. Yang jelas, berbagai upaya ini ujungnya menaikan kesejahteraan warga,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *