Kemenpar Kembali Menggebrak MATTA FAIR KL 2019

oleh -644 views
oleh

KUALA LUMPUR – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali tampil di MATTA Fair Kuala Lumpur 2019 yang ke-2. Tahun ini, Wonderful Indonesia menempati paviliun seluas 180 sqm. Atau sebanyak 20 booth. Aktivitas promosi pada pameran tersebut dilaksanakan di Hall 1, Putra World Trade Center (PWTC), 6 – 8 September 2019.

Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Rizki Handayani, Wonderful Indonesia mempunyai misi untuk mempromosikan dan mempertahankan eksistensi pariwisata Indonesia di dunia. Khususnya kawasan ASEAN.

“Selain itu, kita juga memanfaatkan event ini sebagai upaya untuk melanjutkan program Kemenpar. Yaitu mempromosikan Wonderful Indonesia di pasar utama, Malaysia,” papar Rizki, Sabtu (7/9).

Tema utama booth Wonderful Indonesia tahun ini adalah kapal Phinisi. Tampilan utamanya arsitektur rumah adat Batak dan arsitektur Borobudur. Dengan konsep ini diharapkan semakin memperlebar pilihan destinasi bagi wisatawan Malaysia.

“Booth Wonderful Indonesia juga mengangkat sejumlah destinasi super prioritas. Ada Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo. Apalagi sudah ada direct flight dari Kuala Lumpur ke Silangit, Jogja, dan juga Lombok,” ujar wanita yang akrab disapa Kiki itu.

Untuk menambah daya dobrak, Kemenpar memboyong 31 industri pariwisata Indonesia ke MATTA Fair. Terdiri dari TA/TO, Hotel, dan Atraksi Wisata. Mereka mewakili destinasi dari 11 provinsi yaitu Kepri, Sumut, Sumbar, Sumsel, Jakarta, Jabar, Yogyakarta, Jatim, Bali, NTB, dan Kalsel.

Kemenpar juga menyertakan beberapa Dinas Pariwisata Daerah. Ada Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sleman, Kalimantan Timur, NTT, Bangka Belitung, Sulawesi Selatan, Wonosobo, Sumatera Barat. Ada juga Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), serta Badan Promosi Pariwisata NTB. Hal ini guna untuk memaksimalkan promosi pariwisata Indonesia yang nantinya akan dilakukan product knowledge kepada seluruh visitor MATTA Fair.

“Semua telah siap dengan membawa paket-paket wisata serta promosi untuk ditawarkan kepada para buyers/customers melalui kerjasama dengan Travel Agent/Tour Operator lokal Malaysia, mereka tidak hanya menjual paket wisata dari destinasi asalnya saja, namun juga destinasi-destinasi lain yang cocok dengan wisman Malaysia,” paparnya.

Para industri travel agent, atraksi wisata, hotel maupun resort ini, akan intens melakukan promosi. Mereka juga akan melakukan pertemuan bisnis dengan para buyers/customers yang datang.

Selain sebagai ajang mempromosikan destinasi wisata Indonesia, MATTA Fair 2019 juga diharapkan bisa menghasilkan potensi transaksi dari paket wisata. Hal ini menjadi salah satu upaya mendatangkan wisatawan Malaysia dalam skala besar ke Indonesia.

“Oleh karena itu, paviliun Indonesia juga akan menampilkan berbagai program. Dari mulai B to C oleh industri pariwisata Indonesia. Hingga Pelayanan Informasi dan pendistribusian bahan promosi wisata oleh Kemenpar. Selain itu ada juga New Indonesia Destination Corner yang mengangkat destinasi super priorotas yaitu Borobudur, Danau Toba, Labuan Bajo dan Mandalika yang memang cukup bagus dan cocok dengan market Malaysia. Aktivitas lainnya yaitu penampilan seni budaya dari provinsi Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan NTT,” terang Rizki Handayani.

Booth Indonesia juga diramaikan dengan Gimmick, Gift Redemption, Games, Quiz, Photobooth Green Screen, Coffee, Mixology & Refreshment Corner yang menyuguhkan kelezatan kopi, minuman tradisional, dan snack khas Indonesia.

Potensi pergerakan wisatawan Malaysia memang sangat menggiurkan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2018 turis asal negeri Jiran paling banyak menyambangi Nusantara. Kunjungannya mencapai 2,5 juta wisatawan, mengalahkan Tiongkok yang hanya 2,1 juta wisatawan.

Hal ini didukung konektivitas dari kota-kota besar Malaysia ke Jakarta, Bali, Medan, Bandung, Surabaya, Lombok dan lainnya juga sudah bagus. Terbaru Belitung pun melebarkan pintu masuk dari Malaysia, maskapai AirAsia akan membuka rute internasional baru. Menyambungkan Kuala Lumpur-Belitung dengan frekuensi 4x seminggu, penjualan tiketnya sudah dilakukan sejak 18 Agustus untuk penerbangan yang akan dimulai pada awal Oktober 2019.

Malaysia adalah fokus pasar nomor 1 buat Indonesia. Target wismannya terbesar, yaitu 3,4 juta pengunjung (17%) dari total target 20 juta kunjungan dari seluruh pasar mancanegara. Berdasarkan Berita Resmi Statistik (BRS) dari Badan Pusat Statistik (BPS), wisatawan mancanegara Malaysia yang berkunjung ke Indonesia pada periode Januari-Juli 2019 masih bertahan menduduki peringkat pertama. Capaiannya 1,84 juta (kontribusi sebesar 20%) dari total capaian wisman dari seluruh dunia yang sebesar 9,31 juta kunjungan. Atau tumbuh 23,74% dari capaian periode yang sama pada tahun 2018 lalu.

MATTA Fair Kuala Lumpur, merupakan momentum yang paling potensial untuk menjaring lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia terutama wisman dari Malaysia. Pada tahun 2019, Kemenpar menargetkan mampu menjaring 3,4 juta wisman Malaysia. Lebih besar jika dibandingkan tahun 2018. Yaitu sebanyak 2.501.594 kunjungan wisman Malaysia.

Buat Menteri Pariwisata Arief Yahya, MATTA Fair 2019 merupakan tempat yang sangat potensial untuk melanjutkan program promosi Kemenpar.

“Kita fokus pada branding, advertising, dan selling. Pasalnya ajang ini merupakan pameran business to customer yang memungkinkan para pelaku industri di Indonesia memperluas jejaring pasar mereka. Sekaligus menawarkan paket-paket wisata Indonesia dengan melalui local agent partner-nya di Malaysia,” paparnya.

Selain menampilkan branding destinasi super prioritas, Kemenpar juga memfasilitasi para agents dengan mengiklankan paket wisata ke Indonesia yang mereka pasarkan, sehingga dapat memaksimalkan penjualan paketnya, posisinya sangat strategis yaitu di pilar-pilar tepat di tengah-tengah antrian registration counter pengunjung.

“Dengan potensi pasarnya yang sangat besar, sangat wajar rasanya jika Wonderful Indonesia all out di pasar Malaysia. Kita akan upayakan kunjungan wisman Malaysia ke Indonesia terus meningkat,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *