Kemenparekraf Promosikan Desa Wisata Kampoeng Lama ke Peserta Famtrip Dewi Wilayah Sumut, Aceh, Sumbar dan Kepri

oleh -1,854 views
oleh

SUMATERA UTARA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memperkenalkan potensi yang dimiliki Desa Wisata Kampoeng Lama atau Denai Lama, Kecamatan Pantai Labu, Deli Serdang, ke peserta famtrip Desa Wisata (Dewi) Wilayah Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021. Yaitu menindaklanjuti dan menggali potensi desa wisata, kemudian mempertemukan pengelola desa wisata dengan biro perjalanan wisata.

Selain itu, meningkatkan nilai tambah melalui penjualan paket wisata, membuat lapangan kerja baru dan mengangkat produk lokal, serta meningkatkan pergerakan wisatawan melalui pembelian paket wisata.

Kehadiran para peserta disambut Irwanto, pengelola Desa Wisata Kampoeng Lama.
“Kampoeng Lama adalah kawasan yang sangat asri. Karena kawasan ini meliputi persawahan dan perkebunan,” tuturnya, Minggu (24/4/2022).

Dijelaskan Irwan, mayoritas masyarakat desa Kampoeng Lama bekerja sebagai petani dan buruh.
“Hal ini bisa dimaklumi sebab lahan persawahan di Desa Kampoeng Lama sekitar 147 hektare,” jelasnya.

Sementara Koordinator Pemasaran Pariwisata Area 1 (Sumatera) Kemenparekraf, Taufik Nurhidayat, mengatakan Desa Wisata Kampoeng Lama memiliki keunggulan untuk dipromosikan.
“Lewat program ini, kita ingin desa wisata yang ada di sekitar Sumatera Utara, khususnya sekitar Pulau Samosir. Karena kita tahu ada potensi yang luar biasa di sana,” tuturnya.

Taufik menambahkan, Desa Wisata Kampoeng Lama berpotensi menyejahterakan masyarakat.
“Sebab Desa Wisata Kampoeng Lama menjadi salah satu opsi desa wisata berkeadilan yang membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk masyarakat,” katanya.

Taufik mengatakan desa wisata dalam kebijakannya,selalu mengangkat ekonomi masyarakat, lapangan usaha dan lapangan kerja.
“ini bagian dari implementasi kita di Kemenparekraf dan kebijakan Pak Menteri. Kemudian teman teman dari desa wisata, yang membawahi enam desa wisata termasuk Desa Wisata Kampoeng Lama,” katanya.

Taufik mengatakan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah memilih desa-desa wisata ke dalam tujuh kategori, yaitu Desa Wisata Terbaik Kategori Konten Kreatif, Desa Terbaik Kategori Desa Digital, Desa Terbaik Kategori Homestay, Desa Wisata Terbaik Kategori Toilet Umum, Desa Wisata Terbaik Kategori Souvenir, Desa Wisata Terbaik Kategori CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), dan Desa Wisata Terbaik Kategori Daya tarik Wisata.

“Makanya salah satu kriteria dan kategori terakhir yang diusulkan adalah desa wisata yang terbaik dalam hal kelembagaan,” katanya.
Taufik berharap akan semakin banyak nanti desa wisata yang dijual dan semakin banyak produk produk kreatifnya yang bisa ditawarkan.

“Semoga teman-teman yang ada di desa wisata juga ikut serta bisa mengambil hikmah atau mengimplementasikan nilai manfaat atau nilai ekonom dalam segi penjualan. Kalo ada ketertarikan atau diskusi bisa dijual paket nya dalam dua versi apa itu paketnya bisa dijual selama seharian disitu atau bagian dari paket wisata yang dimiliki Astindo,” urainya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan desa wisata harus terus didorong perkembangannya.

“Desa wisata memiliki potensi besar untuk membantu ekonomi masyarakat. Sebab, banyak sektor yang bisa menggeliat baik sektor wisata melalui sejumlah destinasi alam maupun buatan atau sektor ekraf,” ujarnya.

Menpar menjelaskan, jika desa wisata adalah salah satu sektor yang digencarkan Kemenparekraf.
“Desa wisata memberikan pengalaman tamasya yang berbeda. Karena wisatawan bisa berinteraksi dengan alam, budaya dan masyarakat lokal,” katanya.(*)