Pasar Brunei Potensial, Kemenpar Siapkan Sales Mission

oleh -1,581 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID– Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membidik pasar wisatawan asal Brunei Darussalam. Gemuknya potensi dari Brunei, menjadi alasannya. Sales Mission Bromo Tengger Semeru pun telah disiapkan.

Program Indonesia Tourism Table Top (ITTT) akan dibuka Brunei Darussalam, Kamis (4/10). Lokasinya di Mutiara Ballroom, Hotel Radisson, Bandar Seri Begawan.

Potensi Brunei sendiri bisa dilihat dari laporan Forbes. Oleh Forbes, Brunei disebut menempati urutan lima dari 182 negara terkaya di dunia. Pada 2016, GDP Perkapita mencapai USD41.454.472.

Sepanjang 2016, total outbound-nya mencapai 1,5 juta. Kemampuan spending mereka mencapai USD870 per trip. Rata-rata spending per harinya mencapai USD161. Lama tinggal wisatawan Brunei rata-rata 5,39 hari. Karakternya pun unik. Mereka dominan melakukan traveling untuk leisure (46,03%), relationship (30,16%), juga business MICE (9,52%).

Saat berada di destinasi, wisatawan Brunei lebih suka menikmati wisata kota dan pedesaan. Persentasenya 87,30%. Sebanyak 31,75% menikmati art juga kuliner. Slot 28,57% dihuni penikmat wisata sejarah, religi, juga halal. Namun, mereka kurang suka petualangan dan eco-tourism.

Bagi Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata Ni Wayan Giri Adnyani, posisi Brunei penting.

“Brunei Darussalam ini pasar potensial. Jumlah outbound 1,5 juta itu besar. Aspek lainnya juga sangat mendukung. Karakternya juga selaras dengan destinasi di Indonesia,” kata Giri Adnyani, Senin (1/10).

Meski potensinya besar, arus kunjungan wisatawan Brunei ke Indonesia tersendat. Pada 2017, jumlah kunjungannya ‘hanya’ 23.455 orang. Artinya, market share-nya hanya 1,36%. Jumlah ini berada di urutan 3 setelah Malaysia (1,32 juta) dan Singapura (69,9 ribu). Angka kunjungan tahun 2017 juga mengalami penurunan -1%. Arus masuk wisatawan Brunei pada 2016 berjumlah 23.693.

“Harus ada upaya untuk menaikan dan merebut pasar wisatawan Brunei. Indonesia ini memiliki market share 1,36%. Jumlah ini tentu sangat kecil. Sebab, Malaysia memiliki market share 89,63% dan Singapura 5,39%. Untuk itu, menggelar sales mission di Brunei menjadi opsi terbaik,” terangnya lagi.

Memilih Kota Bandar Seri Begawan sebagai venue pemikat wisman juga ideal. Sebab, kota metropolitan ini memiliki populasi 64.409 orang atau 43%. Mengoptimalkan pasar Brunei,sebanyak 8 seller disiapkan. Masing-masing 1 slot diberikan kepada Aceh, Sumatera Barat, dan Bali. Sebanyak 4 sisa diberikan semua kepada Jawa Timur. Mereka nantinya akan bertemu dengan 19 buyer.

“Ada banyak pertimbangan dengan pelibatan daerah tersebut. Beberapa jadi pasar reguler wisatawan. Lalu, kami juga ingin menawarkan potensi dari wilayah lain. Sebab, Aceh dan Sumatera Barat itu sangat eksotis. Sesuai dengan karakteristik wisatawan Brunei,” ungkap Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni.

Dilayani direct flight maskapai Royal Brunei, pasar wisatawan Brunei terkoneksi dengan 3 destinasi. Ada Bali, Jakarta, dan Surabaya. Maskapai ini total memiliki kapasitas seat 126.626 per tahun. Arus masuk ke Sumatera Barat juga tumbuh 56,67% pada 2016 dengan total kunjungan 47 wisatawan. Guna menegaskan keindahan destinasi, beragam parade seni budaya pun ditampilkan.

“Aksesibilitas menjadi kebutuhan mendasar. Kami yakin, kalau aksesnya diperbesar jumlah kunjungan wisatawan Brunei akan terus bergerak naik. Sebab, potensi budaya dan alam di Indonsia itu luar biasa. Sangat kaya dan unik,” ujar Sumarni lagi.

ITTT di Brunei, akan kental dengan rasa nusantara. Sebab, ada 5 atraksi yang akan ditampilkan. Mulai dari Manortor Dance asal Batak, Tari Legong Bali dan Kostum Carnival Bali yang dibingkai dalam Sensation of Bali Dance. Disajikan juga Selayang Pandang Dance. Berupa kolaborasi Tari Melayu Riau dengan Penyanyi Micky AFI.

Warna budaya lainnya adalah Dynamic of Aceh Dance. Atraksi ini kolaborasi Tari Saman dan Tari Bungo Cempo. Kemeriahan pun disempurnakan dengan Wonderful of Indonesia Dance. Ini adalah perpaduan Tari Jawa Tengah dan Bali, ditutup Tari Lenso.

Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono menuturkan, tarian jadi representasi wajah nusantara.

“Nuansa budaya nusantara akan disajikan sebagai penguat. Tarian Indonesia ini sudah sangat populer di Brunei. Terlepas dari itu, beragam formulasi sudah disiapkan. Tujuannya, menarik kunjungan wisatawan Brunei sebanyak mungkin,” jelas Sapto.

Selain menggelar sales mission, strategi makro pun sudah disiapkan Kemenpar. Dorongan implementasi strategi 3P dilakukan. Bentuknya, partnership dengan Garuda Indonesia, AirAsia, Lion Air, dan Royal Brunei. Product development melalui pembukaan rute baru. Lalu, ada strategi Participation berupa join promotion dengan wholesaler.

Bukan hanya wacana, aktivasi strategi utama 3P dilakukan secara massal. Kerangkanya memakai konsep marketing Plan DOT, BAS, dan POSE.

Strategi lain juga diterapkan, mulai sinkroniasasi pemasaran plus stakeholder. Pengembangan integrated marketing cammunication yang fokus digital marketing. Lalu, ada juga soliditas teamwork dari sales, markom, hingga VITO.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mendukung langkah untuk menggali potensi pasar Brunei.

“Kami memiliki konsep marketing yang bagus. Ada banyak aspek yang dipertimbangkan dan didorong untuk menarik jumlah kunjungan wisman. Aspek mikro dan makronya tetap harus berkesinambungan. Pasar Brunei Darussalam tetap penting dan harus dioptimalkan,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya yang membawa Kemenpar No. 1 dan terpilih sebagai #TheBestMinistryTourism2018 se-Asia Pasifik di Bangkok. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *