Pelaku Ekraf Pontianak Diajak Manfaatkan Material Bekas Jadi Fashion

oleh -64 views
oleh

PONTIANAK – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meningkatkan kapasitas pelaku Ekraf di Pontianak, Kalimantan Barat. Melalui Bimbingan Teknis Gerakan Usaha Kreatif (GUK) Subsektor Fesyen, di Mercure Hotel Pontianak, Jumat (16/3/2023), para pelaku Ekraf diajak mengolah material bekas untuk menjadi fashion.

Menparekraf/Baparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan jika saat ini kita sedang memasuki era VUCA, atau Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity.

“Untuk menghadapi era tersebut, ada 5 kriteria penting untuk menjadi Pengusaha Sukses yaitu: Inovatif, Adaptif, Kolaboratif, Berani Ambil Resiko, Jalin Relasi dan Networking, Memiliki dan Mengasah Soft Skills, serta menjalankan Prinsip 4 AS Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Tuntas, dan Kerja Ikhlas,” katanya.

Ia menambahkan, Kemenparekraf melalui program Bimbingan Teknis Gerakan Usaha Kreatif (GUK) Subsektor Fesyen “Kreatif mengolah material bekas untuk menjadi fesyen” juga terus mendorong terciptanya wirausaha muda dan ekosistem digital.

“Mereka ini diharapkan mampu menjadi tulang punggung ekonomi, sehingga target penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di 2024 dapat tercapai,” ujarnya.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf, Diah Paham, menjelaskan jika kegiatan dilaksanakan untuk menindaklanjuti arahan Menteri dalam target penciptaan 4,4 juta lapangan kerja di 2024.

“Melalui peningkatan kapasitas SDM yang unggul dan berdaya saing, diharapkan dapat tercipta champion – champion baru yang dapat menyebarluaskan materi yang telah disampaikan untuk saling bergotong royong membangun dan meningkatkan perekonomian nasional,” katanya.

Diah Paham menambahkan, memanfaatkan limbah sisa merupakan Sebagian Langkah untuk mendukung dalam penghijauan dan keberlanjutan di ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif .

Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Alexander Reyaan, mengatakan pergeseran prilaku masyarakat saat ini dikenal dengan less contact economy, teknologi digital berperan menunjang aktivitas masyarakat dan menghubungkan interaksi antar manusia.

“Tren global menunjukan dunia telah berubah dengan cepat dan semakin penuh ketidakpastian. Mau tidak mau harus dapat menyesuaikan diri untuk bisa survive. Dengan munculnya teknologi baru yang sangat cepat, membuat dunia industry semakin bersaing,” katanya.

Menurutnya, persaingan bisnis yang semakin ketat memerlukan strategi, pentingnya kemampuan beradaptasi dengan situasi hari ini, esok dan selanjutnya, beradaptasi dengan perubahan dalam mengembangkan keterampilan, dapat mencoba hal hal baru.

“Pentingnya berinovasi dalam sebuah produk agar dapat bertahan dan berkembang maju, dengan melakukan pembaharuan dalam bisnis dengan menambah ide dari produk lama menjadi kemasan yang baru, lebih unik dan menarik,” ujarnya.

Alexander Reyaan menambahkan, Kemenparekraf dengan program “Bangga Buatan Indonesia”, membantu pelaku ekonomi kreatif dalam meningkatkan omset penjualannya, mendorong peningkatan transaksi penjualan produk kreatif para pelaku ekraf.

“Dengan harapan mampu mempercepat pemulihan ekonomi nasional dan mengajak masyarakat berperan dengan memilih membeli produk buatan dalam negeri,” ujarnya.

Ketua Pokja II, Jemmy Alexander, mengatakan Bimbingan Teknis Gerakan Usaha Kreatif (GUK) Subsektor Fesyen Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif dengan tema “Kreatif mengolah material bekas untuk menjadi fesyen”, adalah untuk mendukung melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan aman dengan mengolah limbah/bahan bekas menjadi produk yang lebih bernilai dan bermanfaat.

‘Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas SDM Ekraf subsektor fesyen di Pontianak-Kalimantan Barat. Sekaligus juga menambah keahlian dalam pengembangan produk yang dimiliki untuk dapat bersaing dari competitor dan tetap terus berkreatifitas dalam mempertahankan produk agar tetap berkelanjutan, dengan jumlah peserta 100 orang,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *