PR Kemenparekraf Benahi Pariwisata Indonesia Agar Lebih Memikat Wisatawan Asing

oleh -221 views
oleh

JAKARTA – Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran bidang Parekraf, Taufan Rahmadi menjelaskan pekerjaan rumah (PR) yang harus dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) agar lebih memikat wisatawan asing dalam acara-acara musik, olah raga, dan kebudayaan.

Menurut sosok yang memberikan masukan konsep-konsep dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif kepada Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu, ada tiga evaluasi atau pekerjaan rumah yang harus dibenahi dari kondisi pariwisata Indonesia saat ini.

“Yang pertama, harga tiket pesawat ke Indonesia yang masih terlalu mahal. Ini adalah PR Menparekraf untuk melakukan langkah – langkah konkrit untuk bisa menekan maskapai penerbangan agar tidak menjual tiket – tiket ke destinasi wisata/event dengan harga tinggi,” ujar Taufan di Jakarta, Senin (19/2).

Kedua, dikatakan Taufan, persoalan perijinan, promotor – promotor event, yang disebutkannya seringkali mengeluhkan tentang biaya pengurusan perijinan yang rumit dan berbiaya tinggi.

“Hal ini berdampak kemudian pada biaya produksi event di Indonesia relatif tinggi dibandingkan negara negara lain, ini yang kemudian menyebabkan banyak promotor yang mengurungkan niatnya menjadikan Indonesia sebagai lokasi event,” tuturnya.

“Yang ketiga, persoalan event musik, olahraga ataupun budaya di Indonesia seringkali dicampur adukkan persolan politik, lihat saja pada saat gagalnya event Piala Dunia U-20 di Indonesia yang menyebabkan potensi hilangnya kedatangan 50.000 wisman,” tambahnya.

Lebih lanjut, Taufan menjelaskan terkait kekurangan Indonesia yang perlu dibenahi terkait sistem transportasi, informasi pariwisata, atau mungkin terkait hal-hal teknis lainnya.

Menurut pria yang sempat meraih penghargaan Tourism Inspirational Figure 2022 ini digadang-gadang cocok mengisi Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu, pola pikir penyelenggara event harus dirubah.

Ia menjelaskan agar penyelenggara event menyampaikan kepada dunia bahwa ada ribuan lokasi eksotik nan indah di Indonesia yang bisa dijadikan tempat berlangsungnya event.

“Event-event konser internasional jangan hanya Jakarta Sentris atau Jawa Sentris tapi tawarkan kepada para artis – artis dunia, para penonton wisman, venue – venue yang membuat mereka melihat juga keindahan obyek wisata di Indonesia,” jelasnya.

“Jadi kita tidak kalah dengan Singapura, yang terpenting adalah bagaimana kita sebagai penyelenggara mampu menyakinkan artist-artis dunia untuk melakukan konser musiknya, misal konser U2 di Danau Toba, konser Sting di Gili Trawangan dan seterusnya,” pungkas Taufan menandaskan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *