Rebound Desa Wisata di Tapanuli Utara, Destinasi Super Prioritas Danau Toba Siap Bangkit Lagi

oleh -412 views
oleh

TAPANULI UTARA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan rebound desa wisata di destinasi super prioritas Danau Toba, Sumatera Utara. Kegiatan itu dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas desa wisata dan antisipasi di masa pandemi COVID-19. Koordinator Area I A Kemenparekraf/Baparekraf, Wijonarko menjelaskan, rebound desa wisata yang dilakukan instansinya merupakan pengejawantahan komitmen Presiden Joko Widodo yang berharap perekonomian masyarakat dapat segera pulih. “Kita tahu pandemi COVID-19 berimbas pada tidak bergeraknya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kita. Oleh karena itu, kami dari Kemenparekraf/Baparekraf ditugasi untuk melaksanakan rebond ini. Kita bahas usulan-usulan, karena target kita tahun ini harus selesai di bulan November,” jelas Wijonarko, Sabtu (7/11/2020).

Ia melanjutkan, salah satu tujuan rebound ini adalah dimulainya lagi pembukaan desa wisata sebelum dibuka untuk umum. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melakukan aksi bersih-bersih di sejumlah desa wisata, salah satunya adalah Geosite Huta Ginjang di Tapanuli Utara. “Mari kita semua sama-sama kabarkan dan viralkan bahwa desa wisata kita di Tapanuli Utara sudah siap menyambut kedatangan wisatawan,” tutur dia. Ia meminta stakeholder terkait agar memerhatikan secara seksama kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan di destinasi wisata. “Ini harus menjadi perhatian kita bersama, sebab jika ada satu orang saja yang terpapar COVID-19, maka destinasi wisata itu akan ditutup,” papar dia.

Wijonarko tak mau hal itu terjadi. Ia pun meminta Pokdarwis memaksimalkan perannya untuk terus memantau dan menyosialisasikan protokol kesehatan di obyek-obyek wisata yang ada di desa wisatanya. Untuk mendukung hal itu, Wijonarko menyebut Kemenparekraf/Baparekraf menyerahkan bantuan sanitasi dan alat-alat kebersihan yang akan dipakai dan ditempatkan di desa wisata. “Alat-alat kesehatan dan kebersihan ini nantinya akan mendukung obyek wisata. Nah sekarang tinggal komitmennya tergantung dari kita semua yang ada di sini,” ujarnya.

Sub Koordinator Area I A Kemenparekraf/Baparekraf, Andhy Marpaung menambahkan, rebound desa wisata ini merupakan upaya Kemenparekraf/Baparekraf membangkitkan kembali sektor pariwisata di Indonesia, khususnya di destinasi super prioritas Toba yang terdampak COVID-19. Sebelum rebound ini dilakukan, Kemenparekraf/Baparekraf telah melakukan berbagai persiapan seperti sosialisasi gerakan Bersih, Indah, Sehat dan Aman (BISA) serta penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental).

“Gerakan itu kami lakukan bertahap dengan tujuan kembali menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif saat pandemi ini. Jadi, gerakan rebound ini telah didahului dengan persiapan yang cukup baik dari aspek kebersihan, keamanan, kesehatan dan hal-hal lainnya yang menjadi kebutuhan wisatawan di era adaptasi kebiasaan baru ini,” papar dia.

Ia berharap dengan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan pada tahun depan aktivitas di destinasi wisata dan perekonomian masyarakat dapat kembali berjalan normal. “Kuncinya adalah kedisiplinan kita menerapkan protokol kesehatan. Maka dari itu, terus tingkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan, utamanya di destinasi wisata,” pesan dia.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Mieke Ritonga mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf/Baparekraf yang terus berjuang membangun dan membangkitkan kembali desa wisata di tengah pandemi ini.

“Kami dari provinsi sangat berterimakasih,Kemenparekraf/Baparekraf yang telah berjuang terus untuk membangun desa wisata yang ada di Toba untuk menghadapi era baru pasca-pandemi COVID-19. Mari biasakan diri dengan 3M dan CHSE supaya kita terbiasa menghadapi new normal ini dengan cara-cara baru supaya di destinasi wisata tidak menjadi cluster baru penyebaran COVID-19,” harapnya. Ia yakin masyarakat juga sudah ingin melakukan perjalanan wisata. Maka, panduan yang dibuat oleh Kemenparekraf/Baparekraf menjadi pedoman bagi wisatawan dan pelaku wisata agar terhindar dari paparan COVID-19.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Utara, Binhot Isak Aritonang menyatakan hal senada dengan Mieke. Ia berharap dengan kegiatan yang telah diinisiasi kawasan Danau Toba, di mana Tapanuli Utara salah satu penopangnya, menjadi destinasi berkualitas dan aman untuk dikunjungi.

“Tentu hal ini membutuhkan perjuangan dan sinergitas, kolaborasi seluruh stakeholder yang terkait. Aksesibilitas, amenitas dan atraksi sebagai hal yang dibutuhkan untuk pengembangan pariwisata. Tentu kita harus bekerjasama dan berkolaborasi,” katanya.

Ia berharap kegiatan rebound ini dapat menjadi tonggak kebangkitan pariwisata di kawasan Danau Toba, khususnya Kabupaten Tapanuli Utara. “Kami berharap setelah diadakannya acara rebound desa wisata ini pelaku usaha dan destinasi yang ada di Toba ini segera pulih dan bisa membawa dampak yang positif, sehingga menjadi gerbang untuk kemajuan Toba yang lebih maju lagi,” harap dia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *