Stakeholder di Kalbar dan Malaysia Siap Berkolaborasi dengan Kemenpar di Crossborder 2019

oleh -1,531 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, ENTIKONG – Kabar membahagiakan datang dari Rapat Koordinasi Crossborder di Pos Lintas Batas Entikong, Kalimantan Barat, 11 Februari 2018. Seluruh stakeholder terkait di perbatasan negara Indonesia dengan Malaysia tersebut sepakat bergandeng tangan untuk merealisasikan target Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam mensasar wisatawan perbatasan untuk pariwisata Indonesia.

” Saya sudah turun ke lapangan membaca masyarakat perbatasan kita. Kita sangat punya kebiasaan dan budaya yang sama. Menghidupkam perbatasan tentu akan menghidupkan perekonomian masyarakat kita. Ayo Kita sama-sama membantu Kemenpar dan program pak Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk bisa menjadikan perbatasan sebagai salah satu unggulan pariwisata Indonesia,”ujar Konjen Republik Indonesia di Kuching Yonny Tri Prayitno.

Yonny berharap di tahun 2019 ini semua pihak bisa bekerjasama semakin intim, semakin kreatif dan semakin massif mendatangkan wisatawan. “Kita akan rangkul semua pihak dari berbagai konten menarik. Bahkan kita akan mengumpulkan semua dharma wanita dari Kuching dan Kalbar agar banyak kegiatan di Crossborder secara berkesinambungan. Kita harus terus bisa mendapatkan ide yang segar dan berkelanjutan di perbatasan,”tambah Konjen.

Dalam acara tersebut hadir seluruh pemangku kepentingan dan para perwakilan dari, pejabat Daerah Tebedu (DO /Camat Tebedu), Kastam Tebedyu, Imigrasi Tebedu, Balai Polis Tebedu, JPJ Tebedu, Ka.PLBN Entikong, Ka.Imigrasi Entikong, Letkol Jadi Danramil Entikong, Kapolsek Entikong, Kepala Kantor Bea dan Cukai Entikong, Kepala BKIPM Entikong, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Entikong, Camat entikong, Dansatgas Pamtas Yonif 511, Kajari Negeri Cabang Entikong
Kepala Dinas Pariwisata Sanggau, Kepala ILO TNI di Kuching, Konsul Ekonomi Konjen RI di Kuching
dan Kepala Dishub Kab.Sanggau.

Dari Kemenpar hadir langsung
Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono. Dalam paparannya Sapto menjelaskan, mengembangkan pariwisata Crossborder merupakan instruksi dari Menteri Pariwisata Arief Yahya. Memajukan perbatasan juga merupakan arahan Presiden Joko Widodo. Karena, kata Sapto, pengembangan pariwisata Crossborder merupakan salah satu cara untuk merealisasikan target kunjungan 20 juta wisman pada tahun 2019.

Kata Sapto, Kemenpar di bawah pimpinan Arief Yahya sudah terus menjawab tantangan yang diberikan. Sejumlah target pun ditetapkan. Kemenpar membagi strateginya dalam tiga batasan besar yakni Ordinary, Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary. Program Ordinary telah dijalankan dibeberapa tahun sebelumnya, yakni Branding, Advertiing dan Selling. Sementara, program Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary sedang dijalankan, yakni Incentive (Airlines) ; Hot Deals ; Competing Destination Model dan Border Tourism dan Low Cost Terminal.

Salah satu potensi wisata yang terus digarap oleh Kementerian Pariwisata adalah Crossborder. Hal ini dikarenakan jenis wisata ini memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan. Selain itu, wisata perbatasan menjadi jawaban ketika wisatawan menemui kesulitan dalam melakukan kegiatan wisata yang berada di dalam wilayah Indonesia.

Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung mengatakan, Kemenpar terus menggarap potensi perbatasan atau cross border. Implementasinya yakni melalui program Joint Promotion. Misalnya dengan penyedia transportasi (ferry dan bus), event crossborder, hot deals, destinasi digital, dan mobile positioning data (MPD).

Adella memaparkan, Kemenpar akan meningkatkan potensi pariwisata perbatasan (cross border tourism) di tahun 2019. Strategi ini merupakan upaya untuk mencapai target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 275 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).“Tahun 2018 ini, diperkirakan pariwisata perbatasan dapat menyumbang 18 persen dari total kunjungan wisman. Karena itu, tahun depan harus naik menjadi 20 persen atau sekitar 4 juta dari total 20 juta target wisman. Kita butuh kerjasama dan bergandengan tangan. Ayo berkoordinasi dan kita bicara agar semua program kita ke depan lancar,”kata Adella.

Crossborder tourism dinilai strategis untuk menciptakan kantong-kantong destinasi baru yang digerakkan melalui event. Maka wajar bila tren jumlah kunjungan wisman via crossborder terus meningkat.

“Event terdekat ini tanggal 23 Maret nanti ada Cita Citata. Kami mau setelah event tidak langsung hilang efurorianya, lintas wisatawan terus berjalan, destinasi terus didatangi wisatawan,”kata Adella yang diamini Sapto. Selain Entikong, daerah lain yang dibidik untuk bisa menyumbang banyak wisman lewat crossborder adalah Batam Kepri yang bersebelahan dengan Singapura dan Malaysia. “Kami akan terus mempersiapkan strateginya dan mohon bantuan semua pihak. Karena memang pariwisata tidak bisa dilaksanakan hanya oleh Kemenpar saja,”kata Adella.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *