Maksimalkan SIMURP, Kementan Jaga Ketahanan Pangan

oleh -1,029 views
oleh

JAKARTA – Ketersediaan pangan menjadi hal yang sangat penting selama pandemi Covid-19 ataupun pasca pandemi. Begitu juga saat memasuki musim kemarau nanti. Kementerian Pertanian mengantisipasi hal ini dengan meluncurkan Gerakan Ketahanan Pangan Nasional dan akan memaksimalkannya lewat program SIMURP.

Menurut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, Strategic Irrigation and Urgent Rehabilitation Project atau SIMURP, adalah sebuah program untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian lewat strategi irigasi.

“SIMURP adalah program untuk meningkatkan produktivitas melalui peningkatan indeks pertanaman. Artinya, dengan perbaikan irigasi masa tanam yang tadinya sekali nantinya bisa jadi dua kali. Yang tadinya dua kali bisa menjadi tiga kali,” tutur Dedi dalam rapat dengan tim SIMURP melalui video conference, Rabu (20/05/2020).

Menurut Dedi, SIMURP adalah program andalan dan strategis Kementan untuk mengawal Gerakan Ketahanan Pangan Nasional.

“Program ini harus mendapatkan support. Apalagi akibat Covid-19 ini sistem produksi terganggu, sistem distribusi terganggu, hasil pertanian semua terganggu. Namun, kondisi ini tidak boleh mengganggu ketahanan pangan. Pangan tidak boleh delay. Seluruh masyarakat harus saling bantu, saling support untuk ketahanan pangan,” kata Dedi lagi.

Dijelaskannya, kata kunci SIMURP adalah lahan irigasi yang masuk dalam exsisting. Ditambahkannya, dalam program Gerakan Ketahanan Pangan Nasional yang terpenting adalah percepatan tanam di lahan-lahan existing, termasuk di lahan irigasi, lahan rawa, dan juga lahan kering.

“Karena mendukung program Gerakan Ketahanan Pangan Nasional, program SIMURP harus berjalan dengan lancar. Kalau SIMURP lancar, artinya kegiatan untuk mendukung ketahanan pangan nasional berjalan dengan baik. Pada saat pandemi dan pasca Covid-19, hal yang utama adalah pangan,” paparnya.

Dedi mengatakan, dalam kondisi seperti ini Indonesia harus berdiri dengan kemampuannya sendiri. Sebab, negara-negara eksportir pangan bertindak konservatif, memikirkan dirinya sendiri. Negara-negara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, yang biasanya mengekspor beras, saat ini mereka tahan berasnya. Begitu pula China Amerika, India yang biasanya ekspor gandum, ditahan gandum untuknya sendiri. Karena Covid-19 ini sampai kapan tidak jelas.

“Oleh karena itu, jangan harap kedepan ada impor, termasuk beras. Mau tidak mau, suka tidak suka, siap tidak siap Indonesia harus menyiapkan pangannya sendiri. Oleh karena itu Gerakan Ketahanan Pangan terlihat semakin urgent dan harus kita dukung,” tegas Dedi.

Selain SIMURP, produktivitas hasil pertanian juga bisa dilakukan melalui peningkatan pemberdayaan SDM penyuluh serta petani. Sebab petani dan penyuluh yang pintar akan mengimplementasikan inovasi teknologi yang efisien, dan akan memperhatikan lingkungan.

“Ujung-ujungnya adalah produksi meningkat. Jika hasil produksi meningkat, maka kesejahteraan petani akan meningkat. Dan inilah juga bagian dari SIMURP,” katanya

Oleh karena itu, dalam kondisi ini semua sektor pertanian harus bergerak. Percepatan tanam harus dilakukan petani dengan dukungan penuh penyuluh. Seluruh insan pertanian bergerak tidak berhenti, semuanya mendukung untuk tanam. Kalau tanam artinya hasil pangan sudah di tangan.

“Saat ini pangan kita aman. Sebab bulan lalu kita baru saja melalui masa panen raya di seluruh pelosok Tanah Air. Alhamdulillah kita surplus beras dari panen raya itu, tapi jangan lengah. Begitu selesai panen, segera tanah diolah lagi segera kita siapkan pembibitan, segera tanam lagi. Hasil pangan tidak boleh delay, makan tidak boleh ditangguhkan. Artinya harus jalan terus,” katanya.

Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan jika dalam kondisi apa pun pangan tidak boleh bermasalah.

“Pangan tidak boleh berhenti. Pangan tidak boleh bermasalah. Dan Kementerian Pertanian harus memastikan kebutuhan pangan tersedia bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dan kita harus sama-sama mengawalnya,” kata Menteri yang akrab disapa SYL itu.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *