Mentan Minta Petani Jeneponto Percepat Tanam

oleh -922 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID//JENEPONTO – Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) memastikan ketersediaan pangan dan percepatan tanam dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis (30/7). Kunjungan ini sekaligus dalam rangka panen jagung di lahan seluas 300 Ha milik Kelompok Tani Juluboritta, Desa Kalelayu, Kec. Tamalatea, Kab. Jeneponto.

Mentan SYL mengatakan agar Petani terus berproduksi, mempercepat tanam sehingga lahan bisa menghasilkan secara terus menerus.

“Saya meminta kepada para petani agar terus berproduksi, selesai panen maka segerakan tanam. Jangan biarkan lahan menganggur lebih dari 1 bulan. Kita sangat butuh agar pangan tidak bermasalah, oleh karena itu mari kita perhatikan kesejahteraan petani yang telah menyiapkan pangan untuk 267 juta penduduk Indonesia. Petani yang telah berjuang menyiapkan pangan adalah pahlawan, apalagi dalam suasana seperti saat ini” tutur Mentan SYL.

Mentan SYL juga berpesan agar masyarakat difasilitasi alat dan mesin pertanian, benih berkualitas, dan Kredit Usaha Rakyat.

“Saya mau, hamparan jagung yang luas ini di ujungnya ada penggilingan jagung, sehingga masyarakat bisa merasakan nikmatnya makan beras jagung. Pompanisasi harus dilaksanakan, apalagi disekitar lokasi terdapat sumber air yang memadai. Olehnya pak Dirjen, tolong masyarakat dibantu,” ujarnya.

Menurutnya, contoh salah satu komoditas yang bisa dibudidayakan pada lahan marginal, yaitu tanaman Porang.

“Hasil panen di Sidrap kemarin, tanaman porang dalam 1 pohon bisa menghasilkan umbi hingga 8 kg, dan dalam satu hektar bisa didapatkan hasil hingga 200 juta. Maka manfaatkanlah lahan marginal seperti di gunung-gunung,” tutup Mentan.

Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar yang turut hadir menyampaikan bahwa potensi lahan jagung di Jeneponto sekitar 70.000 ha dan Jagung merupakan salah satu komoditas andalan masyarakat Jeneponto.

“Pak Mentan, masyarakat Jeneponto sangat berterimakasih atas perhatian Kementerian Pertanian kepada kami, hanya kami meminta agar pupuk datangnya bisa tepat waktu, demikian juga dengan benih padi dan jagung. Masyarakat kami juga merasa sangat cocok dengan Jagung Bisi 18. Kami juga berharap difasilitasi komunikasi terkait penyelesaian Bendungan Kelara yang akan membantu pengairan lahan di Jeneponto,” ungkap Iksan.

Kelompok Tani Juluboritta, Jusman menuturkan penyuluhnya sangat pro aktif dalam membina petani bahkan memberikan informasi perkembangan harga jagung.

“Kami sangat berterima kasih kepada PPL, beliau sangat banyak membantu kami, dalam satu pekan rata-tata 2 kali berkunjung ke Kelompok Kami,” tutur Jusman.

“Menurut Jusman kebiasaan yang dilakukan kelompoknya dalam 1 tahun rata-rata menanam 3 kali, yaitu padi, jagung dan palawija. Karena tahun ini terlambat hujan sehingga penanaman padi tertunda yang mengakibatkan tanaman lainnya ikut tertunda.

Lebih lanjut Jusman menjelaskan bahwa musim tanam jagung yang sebelumnya, harga jagung di kelompoknya dibeli pada kisaran Rp.3.000 – Rp. 3.800, bahkan harga jual terakhir normal di Rp. 3.800 sehingga dia sempat menikmati harga yang bagus.

Penyuluh Pertanian yang bertugas di Desa Kalelayu, Kurniati, SP menjelaskan luas areal yang ditanami jagung di wilayahnya seluas 300 Ha, sedangkan Varietas yang ditanam diantaranya adalah Bisi 18, Pertiwi, Asia 92 dengan produktivitas rata-rata 7-8 ton per Ha.

Secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menegaskan bahwa BPPSDMP akan memaksimalkan peranan PPL di seluruh BPP Kostratani agar ikut membantu petani dalam semua proses agribisnis.

“Kostratani akan dimaksimalkan agar mengawal seluruh proses agribisnis di lapangan, Mulai dari hulu sampai ke hilir. Penyuluh di setiap kostratani harus memahami semua proses agribisnis, memahami komoditas yang bagus dan menguntungkan bagi petani, termasuk
mampu memfasilitasi agar setiap petani binaannya mendapatkan harga yang layak dari setiap komoditas yang dibudidayakan”, kata Dedi.

Menurut Dedi Penyuluh harus mengawal dan membina cara pengolahan pascapanen yang baik sehingga kualitas produk, khususnya kadar air sesuai dengan kebutuhan pasar.

Selain Menteri Pertanian dan Bupati Jeneponto, turut hadir Dandim Jeneponto, Kapolres Jeneponto, dan Komisi IV DPR RI.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *