Sinergi Penyuluh dan Petani, Produksi Jagung Jeneponto Capai 15 Ton Per Hektar

oleh -853 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID//JENEPONTO – Di tengah pandemi virus Covid 19, produksi pangan memenuhi kebutuhan masyarakat harus tetap dipastikan aman. Oleh karenanya penyuluh dan petani terus bersinergi menjaga ketersediaan pangan masyarakat. Seperti yang dilakukan penyuluh dan petani di Kabupaten Jeneponto yang mampu produksi jagung hingga mencapai 15 ton per hektar.

Awaluddin, Penyuluh Pendamping Desa Marayoka menjelaskan bahwa produksi jagung yang dihasilkan pada musim panen kali ini sangat menggembirakan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan petani dalam melakukan pemeliharaan dan kondisi cuaca yang sangat kondusif.

“Alhamdulillah, ini sangat luar biasa, hasil ubinan yang diperoleh mencapai 15,21 ton kering panen per hektar. Harga saat ini untuk kering panen di tingkat petani adalah Rp.3000/kg. Jika kondisi ini bisa diperhatikan, baik harga maupun produksi, maka akan meningkatkan kesejahteraan petani di Jeneponto,” tutur Awaluddin.

Awaludin juga menambahkan, Kelompok Tani Bontolebang Jaya di Desa Marayoka Kec. Bangkala Kab. Jeneponto ini melakukan pengambilan ubinan pada areal seluas 1,65 ha varietas Bisi 18 dengan jumlah Rumpun 36 dan 54 Tongkol dengan berat 9,51 kg. Produktivitas lahan berdasarkan ubinan sebesar 15,21 ton/ha kering panen.

Sementara itu, Masbar selaku petani pemilik lahan menjelaskan bahwa produksi jagung yang diperoleh musim tanam ini jauh lebih baik dari musim sebelumnya.

“Terimakasih kepada PPL yang terus mendampingi dan mengarahkan kami dalam melakukan budidaya yang baik. Sekarang kami benar-benar merasakan manfaatnya karena hasil panen jagung meningkat hampir dua kali lipat,” jelas Masbar.

Kepala Dinas Pertanian Kab. Jeneponto, Ahmad Boyong memberikan apresiasi atas capaian yang diperoleh oleh petani dan penyuluh BPP Bangkala.

“Terimakasih saya haturkan kepada petani dan penyuluh atas kerja kerasnya menjaga ketahanan pangan bangsa di tengah Wabah Covid-19. Sinergi inilah yang terus kita dambakan, kolaborasi yang bagus sehingga menghasilkan produksi yang maksimal dan membawa manfaat bagi petani,” ungkap Ahmad.

Melihat manfaat jagung yang besar, Kementerian Pertanian terus menggenjot produksi jagung dengan menggalakkan penanaman jagung, baik sebagai tanaman utama maupun sebagai tanaman sela di lahan perkebunan.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan petani dan penyuluh sebagai garda terdepan di sektor pertanian menjadi harapan dan tulang punggung dalam ketersediaan pangan.

“Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani. Walau dalam kondisi pandemi covid-19, don’t stop, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan,” kata Mentan SYL.

Secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi senantiasa mengingatkan bahwa pentingnya penyediaan pangan terutama di masa pandemi ini. Salah satunya bahan pokok jagung.

“Berbagai jenis produk turunan hasil pengolahan jagung juga menjadi bahan baku dalam sejumlah produk industri pangan, seperti diolah menjadi makanan ringan dan juga campuran kopi. Selain itu jagung juga menjadi komponen yang penting untuk pakan ternak, selain sebagai sumber makanan pokok, jagung juga diambil minyaknya dan bisa pula diolah menjadi tepung”, tutur Dedi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *