Smartpot Kokedama MIMOS, Inovasi SMK PP di Tengah Pandemi

oleh -1,049 views
oleh

Jakarta -Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan mengajak seluruh insan pendidikan vokasi pertanian untuk beradaptasi dalam menghadapi Covid-19. SYL pun mengatakan bahwa riset dan teknologi sangat penting dan akan memberikan kontribusi kuat untuk hadirnya petani yang menghasilkan pangan berkualitas.

“Covid dan vokasi adalah bagian dari cerita baru dunia, di mana Covid mengubah ke arah yang lebih digital dan berbasis teknologi”, tegas Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi pun menambahkan bahwa pendidikan vokasi pertanian ditujukan untuk membangun milenial pertanian Indonesia yang berkualitas, yang mampu menghasilkan job creator dan job seeker.

“Untuk membangun milenial pertanian yang berkualitas tersebut, diperlukan tenaga pendidik maupun kependidikan yang juga berkualitas. Oleh sebab itu, segala inovasi yang diciptakan tenaga pendidik maupun kependidikan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah vokasi patut kita apresiasi,” imbuhnya.

Tim SMK PP Binaan Kementan – SMK PP Negeri 1 Tegalampel merupakan salah satu dari beberapa pendidikan vokasi yang mulai membiasakan diri dan beradaptasi ditengah pandemi ini. Mereka menciptakan inovasi berupa Smartpot Kokedama MIMOS.

Kokedama sendiri merupakan teknik menanam dari Jepang yaitu menempatkan tanaman dalam bola tanah kemudian membungkusnya dengan moss (lumut/sabut kelapa) lalu mengikatnya dengan tali dan biasanya dibentuk bulat. Teknik menanam ini unik karena tidak menggunakan pot.

Kepala SMK PP Negeri 1 Tegalampel Anik Sudartini menyampaikan, MIMOS ini merupakan hasil kolaborasi antara teknisi laboratorium kultur jaringan dan guru produktif di SMK PP Negeri 1 Tegalampel. MIMOS didesain dengan memiliki tiga sensor. Gas sensor membuat robot Kokedama dapat mencari cahaya sendiri sesuai intensitas cahaya yang dibutuhkan.

Sensor ultrasonik mampu membuat alat ini mempunyai fungsi avoider sehingga tidak menabrak ketika dioperasikan, sedangkan sensor terakhir digunakan untuk mendeteksi adanya polusi di dalam ruangan yang ditandai dengan bunyi alarm.

“MIMOS ini belum sempurna. Ke depan, akan dilengkapi dengan monitoris suhu, kelembaban ruangan dan security system sehingga kita dapat melakukan monitoring ruangan dimanapun kita berada,” ungkap Anik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *