Konservasi Terumbu Karang, Kementerian Kelautan dan Perikanan Apresiasi Mutiara Carita Cottages

oleh -591 views
oleh

PANDEGLANG – Mutiara Carita Cottages menjalin kerja sama dengan Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal konservasi terumbu karang di bibir pantai sepanjang satu kilometer. Langkah Mutiara Carita Cottages ini mendapat apresiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, Andi Rusandi mengapresiasi langkah cottages yang terletak di Jalan Raya Carita Labuan KM 7, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten itu.

“Saya pikir ini bagus dan perlu dikembangkan ke daerah-daerah lain. Memang tujuan dari pemerintah itu, kita harus menjalin kemitraan dengan semua stakeholder untuk melakukan kegiatan konservasi seperti ini, karena tidak mungkin kita lakukan sendiri,” tuturnya di sela Focus Group Discussion (FGD) dan Serah Terima Bantuan Kompak Tahun Anggaran 2020 serta Pencanangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Kemitraan Konservasi, Selasa (25/8/2020).

Jika harus berkeliling Indonesia melakukan konservasi, Andi menilai tentu saja diperlukan biaya yang cukup besar. “Bayangkan kalau semua kita lakukan dari Jakarta, berapa anggaran yang harus kita keluarkan. Maka, solusinya kita harus menjalin mitra seperti dengan Mutiara Carita Cottages ini,” tutur dia.

Andi meyakini langkah yang diambil oleh Mutiara Carita Cottages akan memiliki dampak positif pada pemeliharaan lingkungan dan pendapatan perekonomian masyarakat sekitar kawasan. “Kami berharap masyarakat di sini merasakan dampak positifnya. Selain memelihara konservasi, juga meningkatkan pendapatan ekonomi mereka,” ujarnya.

Terumbu karang yang terjaga dengan baik bisa dimanfaatkan menjadi destinasi wisata. Masyarakat pun akan merasakan imbas positifnya dari pariwisata yang berkembang. “Imbas ekonominya, masyarakat yang memiliki peralatannya untuk wisata water sport. Itu masyarakat yang mendapat keuntungan, bukan resort. Jadi dikerjasamakan antara masyarakat dengan resort. Itu dampak langsung. Jadi bisa dibayangkan kalau terumbu karang terjaga, tidak ada yang merusak, wisatawan akan datang. Masyarakat dapat keuntungan ekonomi,” tutur dia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Andi melanjutkan, selama ini memfokuskan diri pada penguatan sumber daya manusia dan sumber daya alam. “Kita memiliki 2/3 lautan. Artinya, laut itu sebagai food security dalam hal ketahanan pangan. Ketahanan pangan ini bisa didapat dari ikan, proteinnya banyak juga murah, sehingga anak-anak kita tumbuh tidak kuntet. Itu bisa berjalan dengan baik kalau terumbu karangnya sebagai rumah ikan tidak rusak. Nah, jadi apa yang dilakukan oleh Mutiara Carita Cottagee ini sudah benar dan mari kita dukung bersama-sama demi kepentingan kita semua,” ajak Andi.

Komisaris PT Mutiara Hitam Pertiwi selaku pengelola Mutiara Carita Cottages, Bambang Irianto menjelaskan, intansinya amat terbuka terhadap sharing pendanaan bersama untuk kepentingan konservasi terumbu karang. “Secara umum kerja sama kami akan berbeda dengan yang lain dan kita bisa saling men-support. Manajemen kami memang orang yang cinta lingkungan. Kita akan berfikir dalam jangka panjang terkait kondisi alam bawah laut ini. Itu sebabnya kami tergerak untuk melakukan konservasi terumbu karang,” papar dia.

Dahulu, ia menjelaskan, kawasan Carita menjadi pusat bagi pengembangbiakan hewan laut dengan kualitas dan nilai jual yang tinggi. Sebut saja misalnya udang, dahulu banyak yang mencari indukan udang ke Carita. “Itu terjadi sekitar tahun 1980-an. Sekarang kondisinya sudah menurun. Begitu juga dengan kualitasnya. Penyebabnya ada banyak faktor. Salah satunya dan yang paling krusial adalah rusaknya terumbu karang. Bukan karena alam, tapi karena manusia,” urainya.

Mutiara Carita Cottages, ia melanjutkan, tergerak untuk memulihkan kembali terumbu karang yang rusak melalui konservasi. “Upaya konservasi ini langkah kecil kami untuk memulihkan alam bawah laut. Tentu saja kami berharap agar Carita ini kembali menjadi pusat wisata dan pengembangan hasil bawah laut,” harap dia.

General Manager (GM) Mutiara Carita Cottages, Alfanshah Abdullah menambahkan, pihaknya baru dua tahun belakangan mengakuisisi Mutiara Carita Cottages. Pembenahan pun dilakukan saat akuisisi dilakukan. Satu hal yang membuatnya tersentak adalah kondisi terumbu karang di sekitar Mutiara Carita Cottages.

“Pertama yang kami lihat karangnya sudah hancur. Sedih juga. Owner kami juga concern di konservasi. Terumbu karang di sekitar kami ini dengan panjang satu kilometer kondisinya memprihatinkan. Kami berharap dengan kerja sama ini bisa bersama-sama memperbaiki ekosistem terumbu karang. Potensi coral di areal Pandeglang ini sangat luar biasa,” kata Bambang pada kesempatan yang sama.

Ia berharap langkah Mutiara Carita Cottages akan terus berkembang dan meluas tak hanya di sekitar areal cottages yang dikelolanya, tetapi juga konservasi terumbu karang di seluruh kawasan Carita. “Kita berharap kunjungan wisatawan semakin banyak dan menarik, karena semakin banyak atraksi di sekitar sini,” tutur dia.

Kasubsi Pendayagunaan dan Pelestarian Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Kementerian Kelautan dan Perikanan, Zaid Abdur Rahman menjelaskan peran penting terumbu karang bagi ekosistem bawah laut. Pun halnya terumbu karang merupakan habitat laut yang memiliki waktu pertumbuhan yang cukup lama. Itu sebabnya ia harus dijaga dan dirawat dengan baik.

“Dalam satu tahun rata-rata pertumbuhan terumbu karang hanya hitungan sentimeter saja, bisa satu sampai tiga sentimeter tergantung jenis terumbu karangnya,” beber dia.

Terumbu karang, Zaid melanjutkan, memiliki peranan penting terhadap ekosistem bawah laut di kawasan pesisir. “Ekosistem pesisir itu adalah mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Fungsi terumbu karang itu sebagai pelindung daratan, pesisir. Begitu ombak datang dia ditahan oleh karang, lalu lamun terakhir mangrove. Fungsi lainnya adalah sebagai asuhan dan pemijahan. Ikan karang yang memiliki nilai ekonomis tinggi hidup di sana. Dia seperti rumahnya ikan. Kalau karangnya rusak, pasti ikannya tidak ada,” kata dia.

“Terumbu karang juga memiliki fungsi sebagai tempat berkembangbiaknya ikan. Ikan-ikan kecil itu tumbuh di terumbu karang. Ketika besar, dia mencari tempat baru di tengah lautan. Di sanalah dia akan ditangkap petani. Kalau terumbu karangnya rusak, maka tak ada tempat berkembangbiak. Nelayan pun akan semakin menurun tangkapannya. Kondisi itu yang terjadi jika terumbu rusak,” tambah Zaid.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *