Bimtek Fotografi dan Gerakan BISA Perkuat Promosi Ekonomi Kreatif Seni Pahat Batu Magelang

oleh -580 views
oleh

MAGELANG – Upaya memperkuat promosi ekonomi kreatif terus digenjot Kemenparekraf/Baparekraf melalui Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan. Formulasinya melalui Bimtek SDM Ekonomi Kreatif Fotografi dan Gerakan BISA di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Jawa Tengah, Jumat (25/9)

Menurut Kepala Bidang Pemasaran dan Kelembagaan Dinas Pariwisata Kabupaten Magelang, Andi Gunawan, mengatakan bahwa Desa Tamanagung merupakan salah satu desa kreatif di Kabupaten Magelang. Di sini ada sentra kerajinan utamah berupa seni pahat batu, disamping itu semua wisatawan dari arah Jogyakarta yang mau menuju Candi Borobudur, baik domestik maupun mancanegara akan melalui jalur utama yang melewati desa Tamanagung.

“Kami menginginkan kerajinan pahat batu di Tamannagung tidak berhenti hanya sekedar melakukan penjualan secara langsung, terlebih saat masa pandemi covid-19 ini, setiap orang mengurangi interaksi secara langsung, dan wisatawanpun jarang yang berkunjung secara langsung. Di masa pandemi ini kami ingin tetap menggeliat dan tetap berusaha, tetap menjual, mungkin dengan secara online sehingga ekonomi masyarakat tidak terlalu terpuruk,” kata Andi

“Ini luar biasa, kami juga mempunyai harapan di Tamanagung, nantinya apabila di Tamanagung ini sudah normal kembali, itu akan menjadi daerah tujuan wisata untuk wisata proses, jadi kalau wisatawan yang datang kesini tidak hanya membeli produk, tetapi akan disajikan wisata edukasi, mereka bisa diajari cara memahat dan diberikan pengetahuan teknik teknik dalam memahat,” ujar Andi Gunawan

Yoga Wantoro Ketua Pokdarwis Dewi Dusatri (Desa Wisata Terpadu Seni dan Industri) Yoga Wantoro, mengatakan “Seni pahat batu di Desa Tamanagung sudah mulai dirintis sekitar tahun 1968, saat itu masih hanya memproduksi komoditas yang dibutuhkan masyarakat seperti umpak salah satu penyangga tiang yang terbuat dari batu. Seiring berjalannya waktu seni pahat batu terus berkembang. Awalnya seni pahat hanya membuat umpak, kemudian banyak wisatawan yang datang ke Candi Borobudur ingin dibuatkan patung atau produk lain yang terdapat di Borobudur. Jadi Borobudur banyak sekali menginspirasi seni pahat batu yang ada di Desa Tamanagung. Dahulu pengrajin hanya terdapat di dua desa yakni Desa Sidoharjo dan Desa Sidowarno, sekarang sudah berkembang ke banyak desa.

“Sekitar tahun 1980 variasi seni pahat batu di Desa Tamanagung sudah mulai banyak variannya, tehnik dan material sudah mulai bervariasi. Untuk pemasarannya ini sekitar 80% masih menjual secara konvensional melalui galeri galeri yang ada disini, sekitar 20% dipasarkan melalui online ke pasar domestik maupun mancanegara”, ujar Yoga.

Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Muh. Ricky Fauziyani mengatakan Kerajinan pahat batu hitam adalah keterampilan peninggalan zaman purba yang hingga kini masih ditekuni sebagian besar warga desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan, Jawa Tengah.

“Muntilan khususnya Desa Tamanagung sudah lama dikenal sebagai kawasan pembuat batu pahat terbaik di Indonesia. Batu yang dipahat di sana ada berbagai macam, mulai dari batu andesit, batu palimanan hingga batu granit. Batu-batu yang dipahat dari Muntilan terkenal karena kualitasnya yang bagus, awet dan kuat,” tegas Ricky.

Sementara, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya mengapresiasi atas digulirkannya program Bintek dan BISA di sana.

“Program Bimtek dan BISA akan memberikan impact positif yang besar. Pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di sana semakin mengerti cara branding yang ideal. Destinasi ini juga sudah siap menyambut wisatawan di masa New Normal,” tutup Wisnu.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *