Melihat dari Dekat Destinasi Wisata SD Laskar Pelangi dan Museum Andrea Hirata di Belitung

oleh -365 views
oleh

BELITUNG TIMUR – Siapa yang tak tahu Laskar Pelangi. Film garapan sutradara Riri Riza, Penulis Skenario Salman Aristo dan Produser Mira Lesmana itu sangat dikenal publik. Film di diangkat berdasarkan novel yang ditulis oleh Andrea Hirata. Ya, film Laskar Pelangi begitu melekat di ingatan publik Nusantara. Perjuangan Ikal dan kawan-kawannya menjadi kisah inspiratif. Tak sedikit masyarakat yang ingin melihat dari dekat bagaimana sekolah Ikal dan kawan-kawan menimba ilmu. Tak ayal, sekolah bernama asli SD Muhammadiyah ini sering didatangi wisatawan, baik dalam dan luar negeri. Sekolah tersebut kini menjadi destinasi wisata yang sering dikunjungi wisatawan kala berlibur ke Pulau Belitung. Ya, SD Muhammadiyah atau yang sering disebut SD Laskar Pelangi kini telah menjadi obyek wisata menarik di Belitung.

Lokasinya berada di Kawasan Gantong, Belitung Timur. Lokasi tepat SD ini ialah di pinggir pantai Belitung Timur. Alhasil, pemandangan ini pun akan dihiasi dengan pasir putih yang menawan. Maka dari itulah, pergi ke tempat ini akan sekaligus bisa menikmati pemandangan alam dan juga hamparan pasir putihnya. Ketika masuk ke sini, maka akan ada kelas yang menjadi tempat belajar anak-anak. Jumlahnya hanya ada dua. Kondisinya pun bisa dibilang tak layak sebagai sekolah. Lantainya dari tanah dengan dinding papan kusam. Ada foto-foto pahlawan yang digantung di dinding.

Selain melihat dari dekat replika SD yang menjadi lokasi syuting Laskar Pelangi, kita juga bisa melihat lebih dekat Andrea Hirata yang tak jauh dari lokasi. Datang ke museum ini, pengunjung akan diajak menapaktilasi perjalanan novel Laskar Pelangi. Mulai dari cuplikan halaman per halaman novel laris tersebut hingga diangkat menjadi sebuah film yang sangat laris di Indonesia.

Museum Kata Andrea Hirata terletak di Jalan Raya Laskar Pelangi Nomor 7, Gantong, Belitung Timur. Suasana yang disajikan novel Laskar Pelangi langsung terasa ketika menginjakkan kaki di halaman depan museum. Foto-foto yang dipasang di halaman museum seperti bercerita mengenai perjalanan karya sastra yang menjadi salah satu kebanggaan masyarakat Belitung ini.

Masuk ke dalam museum dan suasana itu semakin terasa. Di ruang ini, dapat dilihat foto-foto sang penulis dengan kalimat-kalimat inspiratif. Selain itu, juga terdapat cuplikan dari novel yang telah diterbitkan dalam berbagai bahasa ini.

Masuk lebih ke dalam, pengunjung akan disambut dengan sebuah ruang yang sangat nyaman, lengkap dengan meja beserta buku-buku yang dibiarkan berserakan di atas meja. Di ruangan ini, juga dipajang foto-foto adegan film Laskar Pelangi. Cover-cover Laskar Pelangi yang diterbitkan di berbagai negara juga menghiasi dinding ruang ini.

Ruang utama ini menjadi penghubung ke ruang-ruang yang diberi nama berdasar nama-nama tokoh dalam Laskar Pelangi. Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani menilai, satu hal yang paling menonjol dari destinasi SD Laskar Pelangi dan Museum Kata Andrea Hirata adalah nilai pendidikan dan kebudayaan yang terlihat jelas dalam cerita Laskar Pelangi. “Nilai pendidikan dan budaya yang diangkat begitu kental. Sehingga bagi pecintanya ingin melihat secara langsung dimana anak-anal Laskar Pelangi belajar,” kata Rizki, Rabu (18/11/2020).

Dijelaskan Rizki, saat ini Kemenparekraf/Baparekraf tengah fokus menggeliatkan kembali sektor pariwisata yang terdampak COVID-19. Salah satunya melalui program Wisata Edukasi Tematik Nusantara yang mengangkat tema “Island Exploration in Belitung”. “Kegiatan ini dipadupadankan dengan sosialisasi dan penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Enviromental Sustainability). Selain workshop ada pula trip ke sejumlah destinasi wisata di Belitung,” kata dia.

Arya Galih Anindita, penanggungjawab kegiatan ‘Wisata Edukasi Tematik Nusantara” di Belitung dari Kemenparekraf/Baparekraf menjelaskan, ada sekitar 40 peserta yang mengikuti program Wisata Edukasi Tematik Nusantara “Island Exploration in Belitung”. Mereka terdiri dari duta pariwisata, mahasiswa, pelajar, media, pokdarwis dan production house. “Pada program ini kami memfasilitasi peserta untuk mengeksplorasi destinasi wisata di Belitung ini untuk kembali mempromosikan pariwisata di Belitung. Belitung ini mempunyai potensi wisata yang bisa go internasional,” kata dia.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga digagas untuk memperkenalkan protokol kesehatan kepada wisatawan dan pelaku wisata di destinasi yang mereka kelola. Pada era adaptasi kebiasaan baru saat ini menurut Arya ada banyak sekali perubahan perilaku wisatawan yang mesti dipahami oleh pelaku wisata. “Melalui kegiatan ini kami terus berupaya untuk kembali mempromosikan destinasi wisata di Belitung ini utamanya secara digital,” kata dia.(***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *