Pintu Perbatasan Dibuka Lebar Saat Kalimantan Crossborder Festival 2019

oleh -1,447 views
oleh

SUARAJATIM.CO.ID, JAKARTA – Kalimantan Crossborder Festival 2019 akan dimanfaatkan Kementerian Pariwisata untuk menjaring wisatawan Malaysia sebanyak-banyaknya. Regulasinya akan dipermudah. Sehingga wisatawan asal Malaysia bisa berdatangan ke festival.

Hal tersebut telah dibahas dalam Rakor Festival Wonderful Indonesia, Kamis (31/1). Rakor digelar di Imperial Hotel, Kuching, Serawak, Malaysia. Hasilnya, pintu perbatasan Indonesia-Malaysia sepakat menggunakan Identity Card (IC) saat Kalimantan Crossborder Festival 2019 berlangsung.

“Setelah berdiskusi, ada banyak hal positif yang diraih dari rakor.. Untuk memperbesar kuota kunjungan wisatawan asal Malaysia, ada banyak perubahan. Ini menjadi konsensus bersama. Semuanya untuk tujuan positif,” ungkap Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Adella Raung, Kamis (31/1).

Penggunaan IC hanya berlaku pada 3 pintu masuk. Yaitu, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk (Sambas), Entikong (Sanggau), dan Nanga Badau (Kapuas Hulu).

Kalimantan Crossborder Festival 2019 terdekat berlangsung 23-24 Februari nanti. Venue-nya berada di PLBN Aruk dan PLBN Entikong. Konsepnya adalah music concert dengan artis papan atas Indonesia.

“Regulasi tersebut tidak berlaku kalau event selesai. Kami berharap, opsi ini bisa dioptimalkan. Sebab, akan ada banyak keuntungan bila arus kunjungan wismannya besar. Transaksi dan aktivitas ekonomi di perbatasan akan semakin kencang,” terang Adella lagi.

Selain pintu PLBN kedua negara, aksesibilitas para wisatawan Negeri Jiran juga dipermudah. Ada opsi lain ‘wild card’ yang diberikan, khususnya oleh Majelis Keselamatan Serawak. Semua kendaraan dengan kapasitas sekitar 7 orang juga diizinkan masuk dari Serawak. Khusus PLBN Entikong, aksesibilitas besar diberikan bagi bus. Bahkan, rute baru ke Kuching dengan poros lain Kalimantan Barat dipertimbangkan.

“Ada banyak hal yang bisa dilakukan Indonesia dan Malaysia di border. Sejauh ini sangat positif. Semua stakeholder sangat mendukung. Tawaran membuka rute baru ke Kuching juga bisa terwujud. Sekarang ini masih dijajaki,” ujar Adella.

Skenario lain juga sedang dirintis border kedua negara. Bersama Konjen RI di Kuching, Kemenpar akan menggelar Tari Poco-Poco dan Genofamire dari NTT. Venue-nya rencananya di Aruk. Pesertanya tentu spesial, jumlah minimalnya 1.000 orang. Selain umum, ada juga tentara dari ke-2 negara, DPW Persatuan Konjen RI di Kuching, juga Imigrasi Malaysia.

Untuk memeriahkan Tari Poco-Poco massal, akan hadir Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Serawak. Jumlah peserta diperkirakan meledak. Sebab, Komunitas Moge SAM juga akan menyeberang dari Serawak. Jumlahnya sekitar 800-900 Bikers. Mereka akan masuk menggunakan sticker khusus yang dikeluarkan oleh Konjen RI di Kuching. Kemenpar akan ditunjuk sebagai fasilitatornya.

“Tahap awal aplikasi program bersama Indonesia dan Malaysia sangat positif. Nantinya ada pergerakan besar wisatawan asal Serawak, Malaysia, menuju Kalimantan Barat. Mereka akan ikut dalam Tari Poco-Poco massal. Tarian ini memang sangat terkenal hingga mancanegara,” jelas Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa.

Tari Poco-Poco memang familiar. Tarian ini bahkan masuk Guiness Book of Word Record pada Agustus 2018. Beberapa hari jelang opening ceremony Asian Games 2018. Merunut histori, Poco-Poco terinspirasi dari gerakan senam para tentara. Mengalami perkembangan, gerakan Poco Poco dikombinasikan dengan tarian tradisional lain. Untuk musiknya, Poco-Poco dan Gemafamire dari NTT menggunakan lirik Bahasa Ternate.

Selain teknis, branding Kalimantan Crossborder Festival 2019 juga diperkuat. Kemenpar akan memasang iklan melalui beberapa media lokal dan Serawak. Ada Radio Cats FM, TV Serawak, Baliho di spot strategis Kota Kuching, hingga RRI Aruk. Ada juga aktivitas lain, seperti penyebaran flyer dan poster di Mall Boulevard, Spring, hingga Waterfront di Kuching.

“Branding akan diberikan untuk menguatkan gema event. Ada beberapa treatment yang dilakukan, baik itu melalui media Malaysia maupun lokal. Yang jelas, kami optimistis arus kunjungan wisatawan dari Serawak, Malaysia, bahkan Brunei Darussalam akan optimal tahun ini,” tegas Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.

Dukungan branding juga akan diberikan Konjen RI di Kuching. Mereka ini rencananya akan memasang banner. Adapun untuk spotnya akan ditentukan berikutnya. Kemenpar juga akan melibatkan GenPI Kalimantan Barat untuk penguatan di lini media sosial. Lebih lanjut, keberadaan TA/TO juga maksimal. Mereka sudah menyiapkan paket wisata terbaik menuju destinasi Sambas, Sanggau, dan Kapuas Hulu.

“Ini sinergi luar biasa. Silahkan berkunjung ke Kalimantan Barat. Atraksi, aksesibilitas, dan amenitasnya luar biasa. Untuk akses, ada banyak kemudahan yang diberikan. Kalimantan Barat ini terkenal dengan kulinernya yang khas dan nikmat. Pastikan pulang membawa cendera mata. Sebab, karya terbaik juga ada di sini,” tutup Menteri Pariwisata Arief Yahya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *