Rumah Kertas The Griya Lombok Siap Dukung Mandalika MotoGP 2021

oleh -395 views
oleh

MATARAM – Salah satu destinasi wisata menarik dengan keunikannya di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah The Griya Lombok. The Griya Lombok atau yang biasa disebut juga Rumah Kertas terletak di Jalan HM Ruslan (Gang Layur) Nomor 777 Ampenan Selatan, Kota Mataram. Betapa tidak, The Griya Lombok menyulap sampah kertas menjadi produk kerajinan bernilai jual. Di sini, sampah kertas diubah menjadi asbak, kursi, meja, pot bunga dan sejumlah barang-barang lainnya yang bisa dijadikan buah tangan bagi mereka yang berlibur ke Pulau Lombok.  

Pemilik The Griya Lombok, Theo Setiadi Suteja menjelaskan awal mula mengubah sampah kertas menjadi produk kerajinan bernilai jual. Sebagai aktivis lingkungan, Theo ingin berbuat sesuatu untuk Lombok dan sekitarnya. 

“Saya awalnya memang aktivis lingkungan yang menyoroti ilegal loging, climate change dan lainnya. Saat saya ke Bima, saya lihat hutan di sana gundul. Dari situ kemudian timbul inspirasi buat saya untuk melibatkan masyarakat dalam proses melestarikan lingkungan. Dari situ saya berfikir apa yang bisa kita lakukan untuk pelestarian lingkungan Lombok,” kata Theo. Ia kemudian menghabiskan waktu dua bulan untuk melakukan penelitian mengolah kertas menjadi produk bernilai jual. Setelah berhasil ia membuka untuk umum rumahnya sebagai tempat belajar mengolah sampah kertas. 

“Dua tahun saya melakukan penelitian. 2014 baru saya buka untuk publik setelah sebelumnya berjalan selama enam tahun rumah kertas ini,” ujar dia. Sejak saat itu Rumah Kertas miliknya dikunjungi wisatawan dalam dan luar negeri. “Rumah Kertas ini juga menjadi tempat edukasi bagi pelajar mengolah sampah khususnya kertas menjadi produk bernilai. Tidak lagi dibakar, dibuang atau dijual tapi diolah menjadi barang bernilai. Saya bercita-cita membangun Museum Paper Art pertama di dunia,” katanya.

Produk-produk yang dihasilkannya di antaranya meja,  kursi, tiang rumah, produk rumah tangga dan cinderamata. Menenai proses pengerjaan, Theo menyebut dilakukan secara sederhana. “Pembuatannya sederhana. Semua kertas direndam di air agar terurai, lalu jadikan bubur kertas dihancurkan manual pakai tangan. Ketika kandungan air 0.2 persen, campur dengan lem lalu dibentuk. Seperti tanah liat, semakin halus butirannya semakin kuat,” papar dia.

“Kita sudah ujicoba selama dua tahun ketahanannya. Tidak ada perawatan khusus hanya membersihkan debu saja. Bisa dicuci tak akan kembali hancur. Proses pembuatan tergantung produk, terlama dua bulan seperti kursi ini,” tambah Theo. Theo mengaku sangat mendukung ajang MotoGP yang akan digelar di Sirkuit Mandalika. Ia berharap ajang balapan dunia itu kembali menghidupkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk imbas pandemi COVID-19. “Tentu sangat mendukung Mandalika MotoGP. Itu akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Bagi wisatawan yang datang ke menyaksikan MotoGP saya persilakan datang ke Rumah Kertas ini,” ucapnya.

Koordinator Pemasaran Regional 1 Area 1 Kemenparekraf/Baparekraf, Taufik Nurhidayat memaparkan, perhelatan MotoGP di Mandalika menjadi fokus perhatian pemerintah. “Itu sebabnya Mandalika ini ditetapkan sebagai destinasi wisata super prioritas,” katanya. Pemerintah, kata dia, telah menyiapkan program promosi Sirkuit Mandalika MotoGP 2021. Online Travel Agent (OTA) pun sudah diajak berkolaborasi. “Kita bekerjasama dengan online travel agent untuk promosi online selama masa pandemi ini. Selain itu juga melibatkan kantor-kantor pariwisata perwakilan kita di luar negeri yang kita sebut Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di 72 negara,” katanya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *