Pembangunan Embung di Tanah Laut Berikan Banyak Manfaat

oleh -613 views
oleh

TANAH LAUT – Untuk mengatasi kekurangan pengairan sepanjang musim pertanian di Kabupaten Tanah Laut, pembangunan embung diharapkan menjadi solusi. Salah satunya pelaksanaan pembangunan Embung pertanian yang dilaksanakan oleh Kelompok Tani (Poktan) Rukun Tani, Desa Sumbermakmur, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut.

Pembangunan embung yang mencapai 2.640 meter kubik ini hanya memaksimalkan pengguaan biaya standar untuk pembangunan 500 meter kubik yaitu sebesar Rp 120 juta. Hal ini didukung oleh dana swadaya atas bukti keseriusan kelompok tani dalam mengoptimalkan pembangunan embung ini.

Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Pemerintah harus melakukan upaya antisipasi perubahan iklim terutama kemarau. Karena memang manfaat infrastruktur air seperti embung, dam parit maupun long storage baru terasa ketika kemarau datang.

“Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa teralirkan ke sawah-sawah petani. Sehingga petani bisa menambah pertanaman dalam setahun, dari satu kali menjadi dua kali,” jelas Mentan SYL, Senin (21/12).

Mentan SYL menambahkan, insfrastruktur air ini juga sangat berguna dalam pengelolaan air lahan kering maupun tadah hujan. Dirinya berharap masyarakat dan para petani bisa menjaga dan merawat apa yang telah dibangun oleh pemerintah.

“Saya pesan kepada petani dan masyarakat agar menjaga dan memelihara embung dengan baik. Jangan sampai rusak atau terbengkalai karena ini kan manfaatnya selain buat petani juga masyarakat bisa menggunakan air di sini saat kekeringan,” tuturnya.

Sementara, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menjelaskan, pembangunan embung untuk mengantisipasi musim kering di tahun 2020. Pembangunan itu diharapkan bisa menampung air hujan dan mengairi sawah, sehingga mampu meminimalisir kerugian petani.

“Program pembangunan embung itu merupakan program strategis untuk penampungan air hujan atau sumber sumber mata air di tempat lain. Sehingga, ke depan, program embung mampu mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian kita,” kata Sarwo Edhy.

Menurut Sarwo Edhy, pembuatan embung sangat diperlukan. Jika musim hujan lahan tidak terendam air, di musim kemarau saat air dari irigasi tidak mencukupi maka embung bisa dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya.

“Kami meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan pertanian yang lebih baik. Proyek konservasi lahan juga diharapkan menyelamatkan lahan kritis dengan menanamkan tanaman konservasi produktif,” pungkas Sarwo Edhy.

Ketua Poktan Rukun Tani Suparjan menjelaskan, embung ini mendukung prtanaman padi yang mencapai 50 ha dan pertanaman sawit mencapai 25 ha karena posisi embung berada ditengah kebun sawit rakyat.

“Untuk mendapatkan nilai lebih dalam pemanfaatan embung ini, maka dilaksanakan juga budidaya ikan nila dalam embung. Hasil panen yang sudah dirasakan sekali panen ditambahkan sebagai kas kelompok setelah dipotong biaya operasional lainnya,” kata Suparjan.

Lokasi embung ini juga menjadi sampling oleh pemeriksaan BPK, dan mendapatkan apresiasi positif dari BPK sebagai contoh pembangunan sarana mendukung pertanian dengan sistem swakelola mandiri yang ternyata menampakkan hasil yang sangat memuaskan. Karena bisa membangun 4 kali lebih luas dibanding syarat minimal dengan penggunaan dana yang sama.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *